Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di NTB Berharap Gempa Mereda...

Kompas.com - 21/08/2018, 10:56 WIB
Fitri Rachmawati,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Rentetan gempa dari Minggu siang (19/8/2018) hingga malam dengan magnitudo 6,3 hingga 6,9 menyebabkan warga memilih kembali menempati tenda-tenda pengungsian yang sempat mereka tinggalkan karena menganggap gempa telah mereda.

“Kami sudah kembali ke rumah, beres-beres, yakin situasi sudah tenang, tetapi kok tiba-tiba gempa besar kembali terjadi di Minggu siang. Kami langsung tak berpikir panjang kembali ke Lapangan Rembiga ini,” kata Muhammad Shaleh, warga Ampenan, Kota Mataram, kepada Kompas.com, Minggu.

Shaleh dan 7 anggota keluarganya memutuskan mendirikan tenda kembali di lapangan Rembiga, yang bersebelahan dengan Markas Angkatan Udara di Mataram.

Selain keamanan terjaga, bantuan nasi bungkus kerap mereka dapatkan karena ada dapur umum bagi para pengungsi di Markas Angkatan Udara.

Yang dikhawatirkan Shaleh adalah anak balitanya sakit, karena udara malam yang dingin dan siang hari yang panas di bawah tenda terpal buatannya.

“Ya, mau bagaimana lagi, namanya juga kita takut di rumah, tembok rumah saya sebagian retak-retak, dan setelah gempa Minggu malam kemarin saya tidak tahu lagi," katanya.

Meskipun telah tiga pekan mereka meninggalkan rumah dan tinggal di tenda-tenda pengungsian, bantuan yang sampai ke mereka kurang maksimal. Sebab, bantuan terfokus ke Lombok Utara, Lombok Timur dan Lombok Barat.

“Tapi sudah ada lah bantuan dari pemerintah kota, kami dapat mi instan 3 bungkus dan tiga gelas air mineral, ya mau dibilang cukup ya cukup, mau dibilang kurang ya kurang,” kata Shaleh.

Baca juga: Mendagri Surati Semua Kepala Daerah Minta Bantuan untuk Gempa Lombok

Nazamuddin, Kepala Lingkungan Karang Jangkong, Kota Mataram, juga mengakui bahwa bantuan yang masuk ke lingkungannya sudah datang sejak hari pertama mereka mengungsi. Hanya saja karena harus dibagi rata, jadi bantuan mi instan untuk per kepala keluarga tidaklah banyak, hanya 3 hingga 5 bungkus saja dan dua butir telur serta air mineral.

Sahni, yang juga mengungsi karena gempa, mengakui telah meberima bantuan, tetapi tidak seberapa.

"Ya, ada bantuan tapi tak seberapa, kami butuh terpal dan selimut, tapi mungkin itu sudah dibawa ke Lombok Utara yang parah ya, kami hanya andalkan relawan," katanya.

Hingga kini, masyarakat masih belum berani kembali ke rumah mereka, karena gempa kembali menguncang.

Belajar memahami gempa

Selasa ini, lapangan lapangan di Kota Mataram dipenuhi tenda-tenda pengungsian dan terpal seadanya. Namun ada juga keluarga mampu yang juga turut mengungsi di lapangan Rembiga, mereka mengunakan mobil sebagai tiang untuk terpal agar anak-anak mereka aman.

H Abdurrahim, warga Montong, misalnya. Dia mengaku kembali mengungsi dari rumahnya karena lebih mengutamakan keselamatan diri dan keluarganya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com