Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/08/2018, 05:17 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengajak aparat sipil negara (ASN) untuk meniru gaya Presiden Joko Widodo.

Ajakan tersebut terkait dengan keberanian mantan Wali Kota Solo tersebut dalam mendobrak pakem protokoler.

Kegiatan formal seperti Pidato Kenegaraan di gedung MPR dan upacara HUT RI ditampilkan dengan suasana berbeda. Presiden dan para tamu undangan kompak mengenakan pakaian adat. Menurut Dedi, hal ini merupakan ciri pemimpin kultural.

“Presiden Joko Widodo sudah mencontohkan, itu sangat kultural. Bayangkan saja kalau ASN upacara bendera dengan mengenakan jas dan dasi, sementara suhu udaranya 34-37 derajat celcius. Itu pasti panas,” kata Dedi di sela kegiatan Diklatpim XX, Senin (20/8/2018).

Kegiatan tersebut digelar di PKP2A1 Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.

Formalisme yang kaku selama ini, menurut Dedi, telah mematikan inovasi ASN. Akibatnya, aparatur negara sering terlambat merespons sebuah masalah atas nama aturan birokrasi.

Baca juga: Sapi Kurban Milik Jokowi Seharga Rp 67 Juta di Polewali Dirawat Layaknya Bayi

Padahal, tuntunan moral dan nurani mengharuskan mereka untuk segera mengambil keputusan.

“Indonesia itu ditentukan oleh orang, bukan sistem. Karena itu, kita ubah aparatur negara agar memiliki standar moral tinggi untuk peradaban. Pendahulu kita berhasil membangun Candi Borobudur. Itu karya yang abadi sampai saat ini,” ujarnya.

Basis nilai dalam pembangunan semesta

Langkah ini dia yakini dapat melahirkan implikasi jangka panjang. Yakni, terciptanya produk pembangunan yang sarat nilai estetika dalam berbagai aspek. Nilai tersebut tecermin secara fisik maupun bentuk pelayanan kepada masyarakat.

“Membangun itu harus menggunakan estetika. Ada nilai ketuhanan, adat, kultur dan kearifan dalam proses pembangunan sehingga produk pembangunan dapat abadi selama ratusan tahun tanpa harus mengeksploitasi alam,” ucapnya tegas.

Manusia dan alam, menurut Dedi, merupakan dua unsur pembangunan semesta. Karena itu, maksimalisasi keduanya harus digenjot dengan tanpa menegasikan satu sama lain.

“Indonesia masa depan akan melahirkan manusia Indonesia seutuhnya. Syaratnya, tumbuh penghuni peradaban yang beradab dengan tetap menjaga alam dan lingkungan,” katanya.

Baca juga: Jasad Shinta Tak Kunjung Dipulangkan dari Jerman, Sang Ibu Kirim Surat Terbuka ke Jokowi

Bersinergi dengan alam, kata mantan Bupati Purwakarta tersebut, sangat dibutuhkan. Dia mencontohkan, pembangunan ruang kelas di Jawa Barat dan di Papua tidak bisa disamakan.

“Geografisnya berbeda, kulturnya berbeda, maka arsitektur bangunannya pun harus berbeda. Bangsa kita kaya akan kultur, tidak boleh disamaratakan atas nama proyek,” tuturnya.

Kompas TV Direksi PT PLN menyebut Yohanes Ande Kala sebagai "Putra PLN" karena jasanya yang berani memperbaiki putusnya tali.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com