Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Trauma, Korban Gempa Lombok Perlu Bantuan Psikolog

Kompas.com - 20/08/2018, 21:03 WIB
Ari Maulana Karang,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Makanya, adik lelakinya yang saat ini duduk di kursi SMP di Mataram, dilarang orangtuanya untuk pulang.

"Kalau saya harus pulang walau tidak libur, kasihan bapak di sini sendirian bereskan rumah," bebernya.

Bantuan Psikolog

Yuli Sulisdiawati, psikolog dari Biro Psikologi Westaria Bandung yang datang bersama timnya ke Lombok Utara mengungkapkan, para korban gempa saat ini mengalami trauma berbagai bentuk.

Karena itu, ia memilih memberikan teknik Deep Pshycology Technique With Tapping (DEPTH) untuk terapi korban gempa.

Teknik yang dikembangkannya ini, diklaimnya berhasil membantu korban bencana di beberapa daerah dari mulai tsunami di Aceh, gempa di Padang Sumatera Barat, Yogyakarta, banjir bandang Garut, dan tempat-tempat bencana lain.

"Metoda ini bisa disebut shortcut untuk menghilangkan trauma," katanya.

Baca juga: 7 Fakta Terbaru Rentetan Gempa Lombok, dari 101 Gempa Susulan hingga Warga Tidur di Trotoar

Gejala trauma sendiri, bisa terlihat pada kasus Delfina, anak yang tak berani pulang ke rumahnya setelah gempa.

Bentuknya, bisa berbeda-beda pada tiap orang. Ada korban yang anggota keluarganya meninggal atau mereka mengalami luka-luka akibat gempa.

Fadli, orangtua dari Delfina sendiri mengakui, setelah mengikuti terapi psikologi dengan metoda DEPTH, dirinya bisa merasa lebih tenang dan seolah telah melepas berbagai beban pikiran yang selama ini ada di benaknya.

"Alhamdulillah, lebih tenang sudah terasa lebih plong," kata guru mengaji di Desa Dangiang tersebut.

Selain mengikuti terapi, Fadli menjadi peserta pelatihan agar dirinya bisa mempraktikkan terapi sederhana ini kepada tetangganya.

Terapi DEPTH

Metoda terapi psikologi DEPTH, menurut Yuli, merupakan salah satu cara membongkar trauma yang tertanam di alam bawah sadar manusia dan membuangnya.

Caranya, dengan melakukan tapping (pengetukan) pada titik-titik emosi yang ada pada tubuh manusia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com