Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bahayanya Cuci Daging Kurban di Sungai

Kompas.com - 20/08/2018, 19:48 WIB
Labib Zamani,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kota Surakarta mengimbau panitia kurban tidak mencuci daging kurban di sungai. 

"Selain dapat mencemari lingkungan, daging kurban yang dicuci di sungai juga tidak bersih," ujar Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kota Surakarta, Weni Ekayanti, saat memeriksa hewan kurban di Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Senin (20/8/2019).

Weni meminta panitia kurban membuat sumur pompa untuk membersihkan atau mencuci daging kurban dan saptic tank guna membuang kotoran hewan kurban setelah disembelih.

"Masih banyak kita temukan hewan kurban dicuci di sungai. Harusnya ada sumur pompa dan saptic tank untuk mengalirkan kotorannya," jelas Weni.

Baca juga: Penyebab Rentetan Gempa di Lombok Menurut PVMBG

Weni mengaku selalu meminta update data lokasi penjualan dan penyembelihan hewan kurban dan memberikan surat edaran tentang pelaksanaan penyembelihan hewan kurban ke masing-masing kelurahan atau panitia penyembelihan kurban.

Di samping itu, pihaknya memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada petugas panitia kurban di masing-masing wilayah. Sebab, petugas tersebut tidak hanya dari Dinas Pertanian, namun melibatkan dari wilayah.

"Lokasi penyembelihan hewan kurban di Solo terus meningkat. Tahun ini ada sekitar 3.000 lokasi penyembelihan hewan kurban," sebutnya.

Untuk pemeriksaan hewan kurban, pihaknya telah membentuk tim di lima kecamatan. Tim ini memeriksa hewan yang dijual di lokasi penjualan di daerahnya masing-masing.

Weni menambahkan, pemeriksaan ini untuk memastikan hewan kurban yang dijual layak untuk disembelih.

Baca juga: Jokowi Beli Sapi Kurban 1 Ton dari Peternak Lamongan

"Secara syariat hewan yang disembelih untuk kurban sudah cukup umur ditandai dengan tumbuhnya sepasang gigi tetap (sudah poel) dan kondisinya sehat," kata Weni.

Penjual hewan kurban, Manto (53) mengaku sudah 30 tahunan berjualan hewan kurban. Hewan kurban yang dia jual selama ini adalah sapi dengan berbagai jenis dan ukuran. 

"Ada sapi metal, limosin, dan sapi lokal yang saya jual. Harganya mulai dari Rp 15 juta-50 juta per ekor," jelas Manto.

Manto mengaku, penjualan hewan kurban tahun ini menurun dibanding tahun sebelumnya. Dulu ia bisa menjual 80 ekor sapi, namun tahun ini hanya 29 ekor sapi.

"Penjualan sapi kurban sekarang mengalami penurunan. Tahun-tahun sebelumnya dalam waktu 10 hari saja sudah banyak sapi yang terjual. Sekarang ini baru mendekati Idul Adha," pungkasnya. 

Kompas TV v
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com