Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anak-anak Jalanan di Karawang Surati Ridwan Kamil...

Kompas.com - 20/08/2018, 13:58 WIB
Farida Farhan,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Di secarik kertas, belasan anak-anak jalanan di pinggiran kawasan kumuh di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menulis surat berisi harapan untuk gubernur Jawa Barat terpilih, Ridwan Kamil, Minggu (19/8/2018).

Mereka menulis surat tersebut di Sekretariat Relawan Peduli Pendidikan Karawang (RPPK) yang berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim, tepatnya pertokoan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Meski saat sore tiba mereka harus kembali "bekerja" di sejumlah lampu merah, anak-anak itu tak kehilangan keceriaan saat menuliskan cita-cita dan harapan.

"Surat ini akan kami berikan langsung kepada Pak Ridwan Kamil di Bandung. Mudah-mudahan kami bisa bertemu langsung dengan beliau," ungkap Ketua RPPK, Sopyan Andi Nurani (27).

Baca juga: Ridwan Kamil Targetkan Donasi Rp 1,5 Miliar untuk Korban Gempa Lombok

Dalam surat-surat itu, mereka ingin Ridwan Kamil memerhatikan hak-hak anak jalanan di Karawang. Misalnya, menjadikan Karawang kota layak anak.

"Selama ini Karawang tidak memiliki rumah singgah untuk mereka. Mereka sama sekali tidak memiliki tempat pembinaan dari pemerintah," tuturnya.

Sopyan menilai, selama ini persoalan anak jalanan belum menjadi program prioritas pemerintah, termasuk jaminan pendidikan anak-anak jalanan.

Ia menyebut, pertemuan dengan pemerintah setempat (Pemkab Karawang) untuk ikut membina anak-anak itu tidak terealisasi. Alasannya, pemerintah tak memiliki anggaran.

Jemput ke Lampu Merah

RPPK berdiri pada Maret 2014.  Para relawan yang terdiri dari mahasiswa dan karyawan swasta mengabdikan dirinya mengajar anak-anak jalanan itu.

Pada Sabtu dan Minggu di ruangan ruko berukuran 3×5 meter,  mereka senantiasa mengajarkan anak-anak tunawisma membaca, mengaji, dan menghitung. Mereka tak dibayar.

Relawan RPPK, Rizal Zaelani menuturkan, anak-anak itu ada yang mengamen, mengemis, dan berjualan di lampu merah di wilayah Kota Karawang.

Baca juga: Penyebab Rentetan Gempa di Lombok Menurut PVMBG

Sebelum kegiatan belajar dimulai, Rizal mengaku kerap menjemput anak-anak menggunakan sepeda motor. Ia harus bolak-balik lampu merah. 

"Ada sedikitnya sekitar 40 murid binaan kami," katanya.

Rizal menyebut, faktor kemiskinan memaksa mereka untuk tidak bersekolah. Mereka lebih memilih membantu orangtuanya di jalanan. 

"Rata-rata mereka ini yang tinggal di pertokoan kosong milik PT KAI. Ada juga warga sekitar Kelurahan Nagasari," pungkas dia.

Kompas TV Uniknya Sekolah Kontainer di India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com