Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Lamiko-miko Berharap Listrik Masuk Daerah Mereka

Kompas.com - 18/08/2018, 10:57 WIB
Amran Amir,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

LUWU UTARA, KOMPAS.com – Sudah 73 tahun Indonesia Merdeka, namun kehidupan warga di Dusun Lamiko-miko, Desa Welawi, kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara , masih dalam keterbatasan.

Untuk mencapai dusun Lamiko-miko dibutuhkan perjalanan dari Desa Welawi dengan menggunakan perahu motor katinting selama 30 menit dengan menyusuri Sungai Rongkong.

Untuk menyusuri sungai Rongkong harus menggunakan pemandu dari warga setempat pasalnya Sungai Rongkong memiliki beberapa cabang, jadi jika tak menghafal jalan menuju ke lokasi bisa tersesat, apalagi sungai Rongkong dimusim hujan airya deras dan di musim kemarau airnya surut.

Dalam perjalanan, bisa dilihat rimbunnya hutan bakau yang dihuni nipah, dan melihat aneka macam burung yang tinggal di habitat tersebut.

“Selamat datang di Dusun Lamiko-Miko” spanduk membentang di Dermaga kecil, dibawah menara Masjid dan deretan rumah panggung warga.

Jika perjalanan diteruskan hingga muara, nampak pulau pasir yang membelah muara sungai Rongkong, dan hamparan pasir tersebut saat air surut mencapai lebih satu kilometer.

Warga di dusun ini, setiap hari menggunakan bahasa daerah Bugis dan bahasa Indonesia. Aktivitas warga hidup sebagai nelayan dan petan tambak. Rumah warga berbentuk panggung, tak jarang terlihat warga atau pemilik rumah sedang beraktifitas di bawah kolong rumah seperti memperbaiki jaring dan perahu motor.

Di dusun ini, sudah bertahun-tahun warga tidak pernah menikmati Listrik PLN, apalagi kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan Mobil. Hal ini dikarenakan dusun Lamiko-miko dibatasi oleh laut, sungai dan tambak empang yang menghampar sepanjang 2 kilometer.

Satu-satunya alat transportasi adalah menggunakan perahu Katinting untuk sampai di pusat desa dan ibukota kecamatan. Untuk berkomunikasi dengan menggunakan telepon selulerpun masih terbatas karena signal kadang terputus.

Di dusun ini fasilitas pendidikan cukup memadai, mulai dari SD hingga SMP tersedia.

Di malam hari, warga hanya menggunakan lampu pelita sebagai penerangan.

“Ada listrik dari Generator tapi terbatas, hanya bisa digunakan mulai pukul 18.00 sampai pukul 22.00 itupun kalau bahan bakarnya ada, kami kadang melakukan swadaya untuk mengisi BBM,” kata Sahrir, warga setempat.

“Kami juga kesulitan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan karena tak ada wadah penyimpanan berupa mesin pendidngin ikan, jadi kalau ada hasil tangkapan kami langsung, bawa ke luar untuk dijual,” ucapnya.

Sahrir dan warga, tak pernah menyalahkan pemerintah atas kondisi daerahnya, pasalnya dalam setiap bulan pemerintah selalu hadir di daerah ini. Meski demikian, dirinya tetap berharap pemerintah membangun daerahnya.

“Kondisi ini sudah lama kami jalani, kami tak perlu menyalahkan pemerintah, karena kondisi memang agak sulit, lambat laun daerah kami ini akan terbangun jika hal lain dibangun yang dapat menunjang kehidupan kami, misalnya membbangunkan kami listrik tenaga surya,” imbuhnya.

Jika ditelusuri sepanjang jalan, dari rumah ke rumah, tak satupun kendaraan roda dua yang dimiliki warga, apalagi kendaraan roda empat.

“Jalannya putus, soalnya melewati pematang tambak empang yang berkelok-kelok, kalau dihitung bisa sampai 4 kilometer jauhnya, nah kalau pakai perahu motor hanya bisa ditempuh setengah jam,” ujarnya.

Kepala Desa Welawi, Tasran, mengatakan bahwa Dusun Lamiko-miko dihuni sebanyak 259 jiwa dengan jumlah 54 Kepala Keluarga, dan 44 rumah warga. kehidupan warga hanya bergantung pada hasil nelayan berupa tambak ikan Bandeng, Udang, Kepiting dan ikan laut. Selain itu wisata pasir putih dengan pulaunya cukup berpotensi untuk dikelola.

“Dengan potensi tersebut kami berupaya untuk membangun kawasan wisata didaerah ini, dengan mengandalkan transportasi sungai yakni perahu motor sebagai penunjangnya. Selama ini setiap musim liburan pengunjung cukup ramai,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com