Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terbaru Gempa Lombok: Data Kerusakan Valid hingga Korban Meninggal

Kompas.com - 16/08/2018, 15:29 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan verifikasi data kerusakan bangunan pasca-gempa bermagnitudo 7 di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018).

Verifikasi tersebut dilakukan untuk mempercepat pemberian bantuan kepada korban gempa.

Selain itu, tim SAR kembali sudah mendata korban meninggal dunia pasca-gempa mengguncang Lombok.

Berikut sejumlah fakta terbaru pasca-gempa di Lombok para hari Kamis (16/8/2018).

1. Satu korban meninggal kembali ditemukan

Tim SAR? mengevakuasi korban gempa Lombok yang tertimbun longsor.Dok Humas Basarnas Kantor SAR Mataram Tim SAR? mengevakuasi korban gempa Lombok yang tertimbun longsor.

Tim SAR gabungan kembali menemukan satu korban atas nama Saiful Bahri, yang tertimbun tanah longsor di Dusun Busur Timur, Rempek, Lombok Utara, Rabu (15/8/2018) sekitar pukul 12.30 Wita.

Penemuan korban bermula dari ditemukannya barang-barang milik korban seperti baju, senter, tikar, bantal, guling, dan ponsel.

Kemudian sebanyak 59 orang Tim SAR segera melakukan pencarian dengan mengerahkan anjing pelacak milik Ditsatwa Polri.

Korban akhirnya ditemukan dalam posisi tidur tertimbun tanah longsor.

"Korban langsung kami serahkan ke pihak keluarga, oleh istrinya, dan adiknya," kata Direktur Operasi Brigjen TNI (Mar) Bambang Suryoaji. 

Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Nias Selatan Tidak Berpotensi Tsunami

2. BNPB lakukan verifikasi data kerusakan bangunan pasca-gempa

Petugas melintas di halaman Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma yang rusak akibat gempa di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8/2018). Gempa bumi bermagnitudo 7 mengguncang Lombok, Minggu (5/8/2018) malam.ANTARA FOTO/ AHMAD SUBAIDI Petugas melintas di halaman Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma yang rusak akibat gempa di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8/2018). Gempa bumi bermagnitudo 7 mengguncang Lombok, Minggu (5/8/2018) malam.

BNPB melakukan verifikasi data kerusakan bangunan sejumlah fasilitas umum dan rumah warga.

Verifikasi data diperlukan untuk pemberian bantuan kepada korban bencana gempa bumi dan data harus tepat dan akurat.

"Tetapi, data yang dilampirkan harus lengkap by name by address, foto dari tiga sisi dan titik koordinatnya sehingga jelas. Sebab ini berkaitan dengan anggaran," kata Teti Saragih, Direktur Penilaian BNPB di Mataram, Rabu (15/8/2018).

Hingga saat ini, data yang sudah masuk adalah 400 unit masuk kategori rusak berat, namun yang terverifikasi baru 40 unit, kami harapkan data ini bisa dipercepat, kata Teti.

Baca Juga: Fakta Terbaru Gempa Lombok, Korban Bertambah hingga Instruksi Jokowi

3. Puing-puing reruntuhan pasca gempa dibersihkan

Seorang laki-laki melihat rumahnya yang sebagian temboknya roboh pascagempa bumi di Dusun Lendang Bajur, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (6/8/2018). Gempa bumi bermagnitudo 7 mengguncang Lombok, Minggu (5/8/2018) malam. ANTARA FOTO/ AHMAD SUBAIDI Seorang laki-laki melihat rumahnya yang sebagian temboknya roboh pascagempa bumi di Dusun Lendang Bajur, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (6/8/2018). Gempa bumi bermagnitudo 7 mengguncang Lombok, Minggu (5/8/2018) malam.

Komandan Satgas Penanggulangan Darurat Bencana Gempa Lombok, Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramadhani, mengatakan, butuh waktu sekitar sepekan untuk membersihkan reruntuhan bangunan pasca gempa di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara.

Pembersihan dan pembongkaran bangunan yang sudah tidak layak huni juga akan mengerahkan ratusan personel gabungan TNI dan Polri.

"Selama sepekan wilayah Pemenang harus clear, bersih dari puing, dan tidak ada lagi bangunan yang tampak bekas bencana gempa," kata Rizal, dikutip dari Antara.

Seperti diketahui, wilayah Pemenang segera dibersihkan karena menjadi jalan menuju lokasi wisata terkenal di Lombok Utara, misalnya pulau-pulau Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air.

Baca juga: Kerugian Akibat Gempa di NTB Diperkirakan Mencapai Rp 7,45 Triliun

4. BMKG kaji daerah rawan gempa pasca gempa di Lombok

Warga di sekitar reruntuhan bangunan rumah yang rubuh akibat gempa di Lombok, NTB, Minggu (29/7/2018). Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa pertama kali mengguncang Lombok Timur dengan kekuatan 6,4 skala Richter (SR) pada pukul 06.47 Wita.HANDOUT/BPBD NTB/AFP Warga di sekitar reruntuhan bangunan rumah yang rubuh akibat gempa di Lombok, NTB, Minggu (29/7/2018). Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa pertama kali mengguncang Lombok Timur dengan kekuatan 6,4 skala Richter (SR) pada pukul 06.47 Wita.

Belajar dari pengalaman. Begitulah yang dilakukan oleh Badan Meteorologi Klimatologdan Geofisika (BMKG) ketika melakukan pemetaan kerentanan seismik pasca-gempa bumi bermagnitudo 7 pada Minggu (5/8/2018).

Hasilnya, ada tiga zona yang dibuat oleh BMKG, yaitu Zona Merah, Zona Kuning dan Zona Hijau.

Zona Merah, yaitu di wilayah Lombok Utara dan menggambarkan kerusakan terparah akibat percepatan tanah setempat yang tinggi saat genpa terjadi. Zona ini juga memiliki kondisi infrastruktur dengan kerentanan tinggi.

Zona Kuning, yaitu wilayah Lombok Timur, sebagian Lombok Barat dan Lombok Tengah. Zona ini menggambarkan tingkat kerentanan sedang dengan tingkat kerusakan sedang.

Zona Hijau, yaitu wilayah Mataram dan Lombok Tengah. Zona ini menggambarkan tingkat kerentanan rendah atau tingkat kerusakan rendah.

Sumber (KOMPAS.com: Karnia Septia/ Antara: Desi Purnamawati, Nirkomala, Dhimas Budi Pratama)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com