Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/08/2018, 14:07 WIB
Achmad Faizal,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 9.257 narapidana di Jawa Timur mendapatkan remisi umum menyambut peringatan HUT kemerdekaan RI tahun ini.

Satu di antaranya, Umar Patek, pelaku bom Bali I yang divonis 20 tahun penjara pada Februari 2012.

Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Susy Susilawati membenarkan, jika Umar Patek mendapatkan potongan masa tahanan atau remisi.

"Umat Patek mendapatkan remisi 2 bulan. Baru tahun ini yang bersangkutan mendapatkan remisi, berdasarkan penilaian aktivitasnya di dalam Lapas," katanya dikonfirmasi, Kamis (16/8/2018).

Baca juga: 5 Fakta di Balik Bentrokan Ormas dan Mahasiswa Papua di Surabaya

Hingga saat ini, Umar Patek sudah menjalani hukuman 7 tahun 5 bulan. Dengan remisi 2 bulan, hukuman yang dijalaninya kurang lebih tersisa 12 tahun.

Umar Patek sendiri saat ini menjalani hukuman di Lapas Kelas I Surabaya di Kecamatan Porong Sidoarjo.

Dia dipindah dari rumah tahanan Mako Brimob Kelapa Dua Depok sejak Maret 2014. Selain untuk mengurangi penghuni rumah tahanan di Mako Brimob Kelapa Dua, kepindahannya untuk kepentingan pengungkapan jaringan teroris di Jawa Timur.

Pria kelahiran 20 Juli 1966 itu divonis pidana 20 tahun penjara oleh PN Jakarta Barat pada 21 Juni 2012. Dia ditangkap di Kota Abbotabad, Pakistan, akhir Januari 2011.

Selain melakukan teror bom di Indonesia, dia terlibat rangkaian teror bersama kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Baca juga: Penjelasan Soekarwo Terkait Isu Loncat ke Nasdem dan Dipanggil SBY

Sebenarnya, sambung Susy, ada 10.549 napi yang diusulkan mendapat remisi. Dari jumlah itu baru 9.275 berkas usulan yang disetujui.

"Sisanya, yaitu 1.274 berkas masih dalam proses verifikasi data di Ditjenpas," jelasnya.

Waktu pemotongan masa tahanan, kata dia, paling lama 6 bulan dan paling sedikit 1 bulan.

Khusus napi yang selama ini aktif dalam kegiatan pembinaan dan membantu pekerjaan di Lapas atau Rutan, masa remisi ditambah dari remisi yang didapatkan. 

Kompas TV Meski IHSG dan kurs rupiah terhadap dollar hanya sedikit terkoreksi, aksi teror tetap dikhawatirkan berimbas pada pariwisata.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com