Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov Bengkulu Minta Aplikasi Angkutan Online Dinonaktifkan

Kompas.com - 15/08/2018, 10:33 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Bengkulu, mengeluarkan surat 551/I208/DKS tentang Penutupan/Nonaktif (offline) angkutan dengan Aplikasi yang Tidak/Belum Berizin.

Surat ini keluar menyusul pertemuan perwakilan angkot lima warna yang memprotes beroperasinya angkuran online tanpa memenuhi izin di daerah itu.

Sektretaris Dinas Kominfotik Provinsi Bengkulu Ferri Ernes membenarkan surat tersebut.

“Berdasarkan hasil hearing perwakilan angkot 5 warna, Dinas Kominfotik meminta Grab ditutup di Bengkulu," ujar Ferri, Rabu (15/8/2018).

Baca juga: Belasan Sopir Angkot Lakukan Sweeping Angkutan Online di Bengkulu

Dalam pertemuan itu disampaikan, penutupan bukan kewenangan Dinas Kominfotik Provinsi Bengkulu.

"Diskominfotik menampung aspirasi dengan bersurat ke Kementerian Kominfo RI untuk meng-offline-kan Grab di Provinsi Bengkulu dengan pertimbangan bahwa Grab di Provinsi Bengkulu belum ada perizinan sesuai info dari Dishub,” tambahnya.

Surat juga ditujukan kepada pimpinan perusahaan aplikasi Grab Indonesia.

Catatan Kompas.com, polemik Grab dan pengemudi angkot 5 warna sudah terjadi di Bengkulu, sebelum surat Dinas Informatika dan Statistik Provinsi Bengkulu keluar.

Sebelum surat keluar, puluhan perwakilan sopir angkot 5 warna melakukan sweeping terhadap pengemudi online Grab di beberapa lokasi.

Baca juga: Jokowi Naik Trail Membonceng TGB Tengok Korban Gempa di Lombok Utara

Sempat terjadi ketegangan dan kegaduhan dalam aksi tersebut. Aparat kepolisian pun segera bertindak agar konflik tidak meruncing dan meluas.

Pro dan Kontra

Pro dan kontra bermunculan terkait kehadiran Grab di Bengkulu. Sejumlah pengemudi angkot mengaku mengalami kerugian dan ketidakadilan.

"Grab tidak ada izin, sementara Grab bisa seenaknya ambil penumpang. Sementara kami angkot lima warna harus urus izin trayek, ini tidak adil," ungkap Budi, sopir angkot.

Sementara itu, warga Kota Bengkulu mengaku kehadiran Grab sangat membantu mereka. Mengingat layanan Grab lebih efektif dan efesien.

"Grab itu mudah, bisa antar sampai rumah, bisa pesan makanan dan belanjaan, kalau angkot mana mau masuk gang-gang antar penumpang, menurut saya pemerintah harus mencari solusi agar Grab tetap bisa beroperasi," jelas Julia seorang ibu rumah tangga.

Sebelumnya, Sabtu (11/8/2018), sejumlah sopir angkot di Kota Bengkulu melakukan aksi mogok kerja.

Para sopir angkot pun melakukan sweeping atau razia tidak resmi terhadap penyedia jasa transportasi Grab di Kota Bengkulu.

Kompas TV Organda mendesak adanya kesetaraan antara angkutan onlie dan konvensional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com