Pro dan Kontra
Pro dan kontra bermunculan terkait kehadiran Grab di Bengkulu. Sejumlah pengemudi angkot mengaku mengalami kerugian dan ketidakadilan.
"Grab tidak ada izin, sementara Grab bisa seenaknya ambil penumpang. Sementara kami angkot lima warna harus urus izin trayek, ini tidak adil," ungkap Budi, sopir angkot.
Sementara itu, warga Kota Bengkulu mengaku kehadiran Grab sangat membantu mereka. Mengingat layanan Grab lebih efektif dan efesien.
"Grab itu mudah, bisa antar sampai rumah, bisa pesan makanan dan belanjaan, kalau angkot mana mau masuk gang-gang antar penumpang, menurut saya pemerintah harus mencari solusi agar Grab tetap bisa beroperasi," jelas Julia seorang ibu rumah tangga.
Sebelumnya, Sabtu (11/8/2018), sejumlah sopir angkot di Kota Bengkulu melakukan aksi mogok kerja.
Para sopir angkot pun melakukan sweeping atau razia tidak resmi terhadap penyedia jasa transportasi Grab di Kota Bengkulu.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan