Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SLTA di Bengkulu Ciptakan Es Krim Anti-HIV

Kompas.com - 14/08/2018, 11:22 WIB
Firmansyah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Aksal Dwi Raldo, siswa kelas XII, SMAN 2, Kabupaten Bengkulu Selatan, menciptakan es krim anti-HIV berbahan biji pare.

Temuan ini mengantarkan Aksal berkompetisi pada Astra Honda Motor Best Student di Jakarta 2018.

"Es krimnya memang tidak juara I karena kalah di penilaian medsos, kurang like. Namun mendapat pujian dari para juri," kata guru pendamping Aksal, Gusniarti, Kamis (9/8/2018).

Askal meraih runner up I dalam event tersebut. Untuk tingkat provinsi, Askal meraih juara pertama.

Hasil karya Aksal juga, menurut Gusniarti, terinspirasi Prof Lee Huang dari dari New York University yang menemukan buah pare yang pahit dan mampu menekan penyebaran virus HIV/AIDS.

Zat terkandung dalam biji pare mengandung alpa momorchorin, beta momorchorin, dan momordica antiviral protein 30.

"Askal lalu memodifikasinya dengan es krim," tambah Gusniarti.

Baca juga: Parfum Anti Demam Berdarah Buatan Siswa SMA Ini Diminati Publik

Temuan itu berawal dari hasil penelitian karya ilmiah remaja (KIR) syarat wajib naik kelas di sekolah. Askal melakukan penelitian dan berhasil.

Bahan baku terbuat dari biji pare, dicampur susu, tepung meizena campuran pembuat es krim.

Lalu hasil kerja Askal dipantau oleh tim gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Es krim itu tidak terasa pahit. Namun bila lebih dari dua minggu, barulah es krim mulai terasa pahit tapi tetap bisa dikonsumsi.

Kepala SMAN 2, Tarman Hayadi, menjelaskan, banyak hasil temuan siswanya menyabet prestasi internasional di Seoul, Malaysia dan Hongkong.

Baca juga: Mahasiswa Unair Ciptakan Inovasi Alat Rehabilitasi Paska Stroke

Temuan itu berupa es krim anti-HIV, biskuit pencegah osteoporosis, dan semprotan ramah lingkungan anti nyamuk demam berdarah.

"Kami berharap pemerintah dapat support penelitian para siswa dan ikut mematenkan serta menjadikan temuan siswa menjadi industri massal yang dapat meningkatkan perekonomian daerah," ujarnya.

Kompas TV Sejumlah relawan menghadirkan inovasi baru untuk memberikan layanan kesehatan kepada para pengungsi dengan mudah dan cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com