Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Lombok Menimbulkan Sesar Baru dengan Rekahan 2-50 Cm

Kompas.com - 13/08/2018, 23:46 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menemukan sesar baru di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sesar ini terbentuk akibat gempa bemagnitudo 7,0 beberapa waktu lalu.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kasbani menjelaskan, berdasarkan hasil analisis Tim Tanggap Darurat (TTD) Badan Geologi, gempa bumi magnitudo 7.0 yang menggoncang Lombok pada Minggu (5/8/2018) lalu tak hanya mengakibatkan kerusakan, tetapi juga retakan tanah yang mengakibatkan kerusakan jalan dan bangunan.

Kerusakan berat dengan VII MMI terkonsentrasi di Dusun Tampes, Desa Selengan; Dusun Braringan, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, dan Desa Sambik Bengkol Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.

Menurut Kasbani, daerah-daerah bencana ini tersusun oleh endapan kuarter berupa rombakan gunung api muda (tuff, breksi gunung api, lava) yang telah mengalami pelapukan dan endapan aluvial pantai.

"Karakteristik dari endapan kuarter cenderung memperbesar guncangan gempa bumi," katanya dalam konferensi pers di Ruang Informasi PVMBG, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (13/8/2018).

Baca juga: Gempa Lombok, Pemerintah Siap Cairkan Bantuan untuk 1.000 KK

Pengamatan lapangan dan pemetaan detil, katanya, memperlihatkan adanya deformasi di permukaan atau sesar permukaan (surface rupture) dan retakan tanah yang mengakibatkan kerusakan jalan dan bangunan.

"Sesar permukaan ditemukan di Desa Sambik Bengkol, Kecamatan Gangga; Dusun Beraringan,, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan dan; Desa Selengan, Kecamatan Kayangan.

Retakan dan sesar permukaan yang ditemukan pada ketiga daerah tersebut secara umum berarah Barat-Timur," jelasnya.

Sesar baru

Menurut analisis Tim Tanggap Darurat Badan Geologi, lanjutnya, sesar yang ditemukan pada ketiga daerah itu mengindikasikan adanya pergerakan naik (thrust fault) dengan off set atau pergeseran vertikal dengan rekahan mencapai puluhan centimeter.

"Bervariasi antara 2 cm hingga maksimal 50 cm," jelasnya.

Kasbani menyebut bahwa rekahan tersebut merupakan sesar baru yang teridentifikasi pasca-gempa bumi tanggal 5 Agustus 2018.

"Ini sesar baru, Tim Tanggap Darurat Badan Geologi menyebut sesar permukaan ini sebagai sesar naik Lombok Utara berarah barat-timur yang membentuk suatu zona sesar dengan sebaran utara-selatan," jelasnya.

Menurutnya, sesar naik Lombok Utara ini diperkirakan berasosiasi dengan sesar naik busur belakang Flores yang hingga kini diidentifikasi sebarannya di Laut Flores sebelah utara Pulau Lombok, Sumbawa, Flores hingga Wetar.

"Sesar permukaan ini yang menyebabkan kerusakan parah daerah yang dilaluinya. Likuifaksi (liquefaction) atau pelulukan tanah, yaitu berkurangnya ikatan antar butir tanah jenuh air akibat goncangan gempa bumi sehingga lapisan jenuh air tersebut bersifat seperti massa cair. Massa tanah yang ‘mencair’ ini memancar ke permukaan melalui retakan tanah," jelasnya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com