Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Borobudur Mulai Krisis Air Bersih

Kompas.com - 11/08/2018, 11:32 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Sebagian wilayah di lereng pegunungan Menoreh, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai mengalami krisi air bersih sebagai dampak musim kemarau. Sumur warga dan beberapa sumber mata air mulai mengering.

Di Dusun Sembungan, Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, warga mengandalkan sungai Tangsi untuk memenuhi kebutuhkan air bersih seperti untuk mencuci dan mandi. Warga harus menempuh jarak sekitar 2 kilometer untuk sampai di sungai tersebut.

"Air sumur sudah kering sejak 3 bulan lalu. Kalau pun ada airnya sudah berbau dan butek (keruh). Kalau mencuci dan mandi kami jalan kaki ke sungai Tangsi," ujar Trimah (50) warga setempat, Jumat (10/8/2018).

Selain di sungai Tangsi, ada juga warga yang menggali lubang kecil di dekat belik (mata air kecil ) di aliran sungai yang surut untuk mendapatkan sisa air resapan.

Baca juga: Ilmuwan Sebut Kekeringan Menjadi Sebab Punahnya Peradaban Maya

Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi, kata Trimah, warga hanya mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah maupun sukarelawan. Ada beberapa titik tangki penampungan air bersih yang ada di desanya untuk menampung bantuan air bersih.

"Untuk masak, minum, mencuci sayur, kami mengandalkan bantuan. Itu pun dibatasi hanya 2-3 ember/jeriken supaya semua kebagian. (Bantuan) hanya cukup untuk sehari," ujar Trimah.

Bantuan air bersih di antaranya datang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang. Dalam sehari, BPBD dropping air sebanyak 3 tangki yang masing-masing tangki berisi 5.000 liter.

Bantuan air tersebut untuk memenuhi kebutuhan sekitar 120 jiwa yang tersebar di tiga titik tangki penampungan di Dusun Sembungan. Air yang datang selalu menjadi rebutan warga.

Selain BPBD, ada juga sukarelawan yang menyalurkan bantuan air bersih, seperti dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Magelang, Polres Magelang dan Kodim 0705 Magelang.

"Ini bentuk kepedulian kami, untuk saudara-saudara yang kesulitan air bersih. Bantuan ini setidaknya dapat meringankan mereka, dan semoga menjadi motivasi kita untuk mempererat gotong royong," ujar Adi Daya Perdana Ketua PWI Kota Magelang.

Kekeringan meluas

Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto, mengungkapkan, kemarau tahun ini menyebabkan 8 desa yang tersebar di 3 kecamatan di Kabupaten Magelang mengalami krisis air bersih.

Tiga kecamatan itu dua diantaranya di pegunungan Menoreh yakni Kecamatan Borobudur dan Salaman. Satu lagi di sebagian wilayah Kecamatan Dukun.

Adapun 8 desa yang dimaksud antara lain Desa Kembanglimus, Desa Wringinputih,Kenalan dan Candirejo yang ada di Kecamatan Borobudur. Lalu Desa Margoyoso di Kecamatan Salaman, dan desa sisanya di Kecamatan Dukun.

"Kami telah melakukan distribusi air bersih kepada wilayah terdampak kekeringan," katanya.

Menurut dia, hingga akhir Juli 2018, pihaknya telah mendistribusikan air bersih sebanyak 84 tangki atau kurang lebih 420.000 liter air bersih. Jumlah tersebut untuk mencukupi kebutuhan air sebanyak 3.793 KK atau 15.120 Jiwa.

“Dropping air bersih ke wilayah terdampak kekeringan kami lalu setiap 3 kali sehari," ucap Edy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com