Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKSDA Sebut, Gajah yang Mati dengan Belalai Terbakar Diduga Diracun

Kompas.com - 10/08/2018, 19:00 WIB
Masriadi ,
Reni Susanti

Tim Redaksi

ACEH TIMUR, KOMPAS.com – Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh menyatakan, gajah yang ditemukan tewas di Desa Cikembun, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Jumat (10/8/2018) karena diracun.

Pasalnya, tim dokter BKSDA, menemukan hati, limpa, jantung, dan paru gajah berubah warna menjadi kehitaman.

Namun, tidak tertutup kemungkinan gajah itu juga tersengat listrik yang dipasang di sekitar pagar kebun petani di daerah itu.

Sebab, polisi dan tim BKSDA menemukan kabel listrik yang dipasang di pagar kebun milik warga tak jauh dari lokasi kejadian.

Baca juga: Seekor Gajah Ditemukan Mati dengan Belalai Terbakar

“Kami pastikan gajah itu gajah jantan, umurnya sekitar 15 tahun. Gadingnya sepanjang 76 centimeter,” sebut Kepala BKSDA Provinsi Aceh, Sapto Edi.

Dia menyebutkan, gajah itu mati dua hari lalu. Untuk memastikan penyebab kematian, empat dokter dari BKSDA membawa sampel jantung, ginjal, limpa, usus, dan sisa makanan dalam lambung gajah untuk diteliti di laboratorium forensik di Medan, Sumatera Utara.

“Butuh waktu satu sampai tiga bulan untuk menerima hasil uji laboratorium itu,” imbuh Sapto.

Sapto menambahkan, BKSDA Aceh menyesalkan aksi pembunuhan gajah liar tersebut. Selain itu, BKSDA bersama Polres Aceh Timur berupaya mengungkap pelaku pembunuhan gajah itu.

“Tentu kami berharap kasus ini terungkap,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, warga menemukan gajah dengan belalai terbakar tewas di Desa Cikembun, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Jumat (10/8/2018).

Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengusut kasus kematian gajah tersebut.

Kompas TV Bayi gajah ditemukan dalam kondisi terluka akibat terjerat perangkap rusa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com