Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Susulan Magnitudo 6,2 Terjadi Saat Pjs Gubernur Jabar Beri Bantuan di Lombok

Kompas.com - 10/08/2018, 07:30 WIB
Putra Prima Perdana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Kompas TV Pegawai dan awak media keluar bangunan untuk menyelamatkan diri.

BANDUNG, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat M Iriawan memberikan bantuan langsung Dana Tanggap Darurat Bencana NTB di depan RSUD Lombok Utara, Kamis (9/8/2018).

Pada saat memberikan sambutan di lokasi pemberian bantuan, pulau Lombok kembali diguncang gempa bumi tektonik magnitudo 6,2.

"Pada saat wawancara setelah penyerahan bantuan, terjadi gempa susulan magnitudo 6,2. Alhamdulillah semua selamat, baik kru dan pejabat pendamping dari Jabar," ujar Iriawan dalam rilis Humas Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diterima kompas.com, Kamis siang.

Lebih lanjut Iriawan mengatakan, saat merasakan gempa, dia bersama seluruh rombongan Pemerintah Provinsi Jawa Barat langsung berlindung dan menjauhi tembok RSUD Lombok Utara.

Baca juga: 4 Hal Terkait Bantuan bagi Korban Gempa Lombok, Air Bersih hingga Darah

Rombongan Pemerintah Provinsi Jawa Barat beserta Dirut Bank BJB kemudian kembali ke Mataram.

Adapun total bantuan yang diberikan Pemprov Jabar mencapai Rp 3,6 miliar dengan rincian Rp 2 miliar dari APBD, CSR BjB dan Jabar Peduli (ASN Pemprov Jabar) Rp 1,6 miliar.

Dari dana tersebut Rp600 juta diberikan untuk Kabupaten Lombok Utara, Rp500 juta untuk Polda NTB dan Rp 500 juta untuk Kodam NTB.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan, pusat gempa yang terjadi di Lombok baru-baru ini terletak pada koordinat 8,49 Lintang Selatan 116,19 Bujur Timur.

Baca juga: Gempa Kembali Guncang Lombok, Bermagnitudo 6,2, Warga Berhamburan

“Tepatnya berlokasi di darat pada jarak 13 km arah timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 16 kilometer,” jelas Rahmat.

Dengan memperhatikan lokasi pusat gempa dan kedalaman hiposenter serta mekanisme sumbernya, dia mengatakan gempa yang terjadi saat itu merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust).

Mengingat episenternya relatif sama dengan gempabumi yang terjadi pada 5 Agustus 2018 lalu, maka BMKG menyatakan bahwa gempabumi ini merupakan gempa bumi susulan (Aftershock) dari rangkaian gempa bumi yang terjadi sebelumnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com