Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal Terkait Bantuan bagi Korban Gempa Lombok, Air Bersih hingga Darah

Kompas.com - 10/08/2018, 05:19 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa pada hari Minggu (5/8/2018) melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ratusan jiwa melayang dan ribuan rumah luluh lantah.

Untuk sementara waktu, para korban menggantungkan hidup mereka kepada bantuan kemanusiaan, sembari menunggu mereka untuk bangkit kembali.

Sejumlah bantuan memang terus berdatangan bagi mereka. Namun, untuk saat ini, apa yang sesunggunga para korban butuhkan.

Berikut penelusuruan Kompas.com terkait bantuan kemanusiaan dan kebutuhan para korban gempa.

1. Air bersih dan sanitasi

Warga berlarian ke tenda pengungsian di Lapangan Perum Grand Kodya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, saat gempa kembali mengguncang Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/8/2018). Gempa kali ini bermagnitudo 6.2. Warga menggunakan air dalam botol atau gelas untuk memastikan gempa sedang terjadi atau tidak.KOMPAS.com/Karnia Septia Warga berlarian ke tenda pengungsian di Lapangan Perum Grand Kodya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, saat gempa kembali mengguncang Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/8/2018). Gempa kali ini bermagnitudo 6.2. Warga menggunakan air dalam botol atau gelas untuk memastikan gempa sedang terjadi atau tidak.

Dik Doang, selebritis Indonesia yang turut membantu korban gempa di Lombok mengatakan, para korban saat ini sangat membutuhkan air untuk mandi, cuci dan kakus.

"Mereka kesulitan air. Untuk wudhu pun mereka tumpahkan air dari botol air mineral. Keadaannya super darurat," kata Dik Doang saat diwawancarai Kompas TV di lokasi pengungsian di Lombok Utara, Kamis (9/8/2018).

"Mereka butuh air, butuh makan, butuh segala sesuatu yang dirasakan nyaman. Saya atas nama sukarelawan kami mengetuk hati para dermawan untuk membantu korban gempa," katanya.

Baca Juga: Korban Gempa Lombok Butuh Donor Darah

 

2. Selimut, tenda dan makanan bagi pengungsi

Pengungsi mengambil air wudhu sebelum menunaikan salat Maghrib di tempat penampungan pengungsi korban gempa bumi di Desa Karang Subagan, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Rabu (8/8/2018). Total Sebanyak 156.003 jiwa korban gempa bumi mengungsi dan diperkirakan akan terus bertambah.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Pengungsi mengambil air wudhu sebelum menunaikan salat Maghrib di tempat penampungan pengungsi korban gempa bumi di Desa Karang Subagan, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Rabu (8/8/2018). Total Sebanyak 156.003 jiwa korban gempa bumi mengungsi dan diperkirakan akan terus bertambah.

Dilansir dari Antara, Kamis (9/8/2018), warga Dusun Mentigi, Desa Malaka, Kecamatan Pamenang, Lombok Utara, mengeluhkan belum adanya bantuan yang datang.

"Belum ada bantuan yang datang kepada kami. Padahal desa kami juga paling parah terkena gempa. Kami sudah empat hari di sini," kata Wahyu (48), salah satu warga desa, hari Rabu (8/8/2018).

Menurut Wahyu, para warga sangat membutuhkan selimut, tenda, air minum dan bahan makanan.

Hal senada juga dikatakan oleh Marham (48), salah satu warga desa Malaka. Menurutnya, bantuan yang datang tidak mencukupi jumlah warga yang mengungsi. Mereka tersebar di sejumlah titik pengungsian.

Baca Juga: BMKG: Hingga Kamis Pagi, Tercatat Ada 344 Kali Gempa di Lombok

3. Donor darah dibutuhkan para korban gempa

Pasien menjalani perawatan di tenda pengungsian yang berada di depan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8/2018). Sebanyak 151 pasien rawat inap dan korban gempa menjalani perawatan di tenda dikarenakan kondisi RSUD Kota Mataram yang rusak akibat gempa.TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN Pasien menjalani perawatan di tenda pengungsian yang berada di depan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/8/2018). Sebanyak 151 pasien rawat inap dan korban gempa menjalani perawatan di tenda dikarenakan kondisi RSUD Kota Mataram yang rusak akibat gempa.

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang Zainul Madji menegaskan, Pemerintah Provinsi NTB memprioritaskan penyelamatan korban jiwa dalam gempa bermagnitudo 7 yang terjadi Minggu (5/8/2018) lalu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com