Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Fotografer di Gili Trawangan saat Gempa Kembali Guncang Lombok

Kompas.com - 09/08/2018, 15:45 WIB
Palupi Annisa Auliani,
Garry Andrew Lotulung

Tim Redaksi

LOMBOK, KOMPAS.comGempa susulan dengan kekuatan magnitudo 6,2 dalam skala Richter, kembali mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (9/8/2018) siang.

Fotografer Kompas.com, Garry Andrew Lotulung tengah berada di Pulau Gili Trawangan—di seberang Pulau Lombok tetapi dalam satu wilayah administrasi provinsi—saat guncangan keras dua kali berturut-turut terasa.

"Keras lah guncangannya. Sebagian wartawan yang sedang berkeliling pulau naik sepeda langsung melemparkan sepedanya lalu berlarian melihat garis pantai apakah surut atau tidak," tutur Garry lewat sambungan telepon, Kamis siang.

Baca juga: Gempa Kembali Guncang Lombok, Getaran Terasa Sampai di Bali

Garry bersama rombongan fotografer menyeberang ke Pulau Gili Trawangan untuk meliput rombongan polisi dan tentara yang mengirimkan bantuan dan akan bertugas menjaga keamanan.

"Guncangan pertama sekitar 4 detik sampai 5 detik, berhenti sebentar, ada guncangan besar lagi," tutur Garry.

Menurut Garry, pulau ini sekarang relatif sepi karena kebanyakan penghuni dan wisatawan mengungsi ke pulau besar atau malah meninggalkan Lombok. Pulau Gili Trawangan merupakan salah satu destinasi utama wisata kawasan ini.

Dua anggota polisi terlihat menggotong bantuan makanan instan bagi warga yang bertahan di Pulau Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat (NTB), setelah rentetan gempa mengguncang kawasan ini dengan gempa utama pada Minggu (5/8/2018). Bantuan ini dikirimkan pada Kamis (9/8/2018).KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Dua anggota polisi terlihat menggotong bantuan makanan instan bagi warga yang bertahan di Pulau Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat (NTB), setelah rentetan gempa mengguncang kawasan ini dengan gempa utama pada Minggu (5/8/2018). Bantuan ini dikirimkan pada Kamis (9/8/2018).

Meski demikian, ujar Garry, ada sekitar 20-an warga negara asing (WNA) yang masih bertahan di sana karena memiliki aset—seperti resor dan restoran—yang dikhawatirkan bakal dijarah bila ditinggal.

"Sebenarnya mereka takut juga (dengan gempa ini) tetapi khawatir kalau asetnya itu ditinggal," ujar Garry.

Takut itu nyata

Kekuatan gempa pada Kamis siang ini tidak sebesar gempa pada Minggu (5/8/2018) yang mencapai magnitudo 7 atau pada Minggu (29/7/2018) yang bermagnitudo 6,4. Namun, Garry bersaksi guncangan yang dia rasakan memang membuat jeri siapa pun.

"Cemas, apalagi saat itu saya sedang berada di antara dua tembok bangunan. Mau maju, ada pertigaan di depan, tapi bangunan pun sudah langsung ada tembok lebih tingi lagi malah," ungkap dia.

Gambaran guncangan yang bikin jeri menurut Garry itu antara lain kaki yang tiba-tiba menekuk sendiri serasa tidak ada tumpuan.

"Tidak sampai ada rasa mau muntah, tapi bener itu kaki sampai menekuk sendiri di luar kontrol kita, bingung mau ke kiri atau kanan ada bangunan, cemas tembok jatuh," tutur Garry.

Pada saat gempa terjadi, Garry terpisah rombongan dengan para fotografer yang sama-sama menyeberang dengannya. Dia sedang memotret kesunyian pulau ini setelah gempa besar terjadi pada Minggu.

Permukiman warga di Pulau Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang kini sunyi setelah gempa besar berturut-turut mengguncang kawasan ini, dengan gempa utama pada Minggu (5/8/2018) malam. Gambar diambil pada Kamis (9/8/2018)KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Permukiman warga di Pulau Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang kini sunyi setelah gempa besar berturut-turut mengguncang kawasan ini, dengan gempa utama pada Minggu (5/8/2018) malam. Gambar diambil pada Kamis (9/8/2018)

Adapun para fotografer lain memilih berkeliling pulau menunggang sepeda. Para polisi dan tentara, tutur dia, juga lebih banyak berada di kawasan sekitar bibir pantai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com