Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lumba-lumba Mati Terdampar di Pantai Kulon Progo Jadi Tontonan Warga

Kompas.com - 06/08/2018, 18:34 WIB
Dani Julius Zebua,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Lumba-lumba jenis hidung botol ditemukan mati di tepi pantai Dusun Sidorejo, Desa Banaran, Kecamatan Galur, Kulon Progo, Yogyakarta.

Bangkai lumba-lumba ini mengundang perhatian warga. Ratusan orang silih berganti mendatangi ikan hanya untuk menyaksikannya.

"Penasaran saja karena belum pernah lihat lumba-lumba. Saya ajak anak datang untuk melihat," kata Nisa (22), warga Sidorejo, Senin (6/8/2018).

Nisa mengaku pernah melihat satwa air ukuran besar terdampar serupa lumba-lumba ini. Sebelumnya, ia dan warga Dukuh Sidorejo ini pernah melihat hiu paus dan hiu hitam. Keduanya terdampar dalam kondisi mati.

"Sudah lama sekali, lupa kapan. Kalau lumba-lumba baru sekali ini," kata Nisa.

Baca juga: Lagi Makan Malam, Para Menteri Berhamburan Saat Gempa Guncang Lombok

 

Itu pula yang membangkitkan rasa penasarannya untuk melihat.

Bangkai lumba-lumba terdampar di pantai Sidorejo, Senin siang. Jarak pantai ini tidak jauh dari pantai wisata Trisik, hanya terpaut sekitar 100-an meter. 

Kabar itu cepat memyebar di antara warga di sana. Mereka berduyun-duyun mendatangi lokasi temuan bangkai.

Ketika ditemukan, tubuh lumba-lumba sudah menggembung. Bau amis dan aroma busuk sudah tercium dari jauh. Kulitnya juga sudah banyak mengelupas. Tidak terlihat bekas luka pada satwa ini.

Koordinator Tim SAR Pantai Trisik, Jaka Samudra memperkirakan, lumba-lumba sudah mati sejak di laut.

"Kemungkinan besar karena suhu perairan sangat dingin. Mati di air lalu terhanyut ke pantai," beber Jaka.

Ia memperkirakan, gelombang tinggi dan cuaca saat ini yang sangat dingin memengaruhi satwa air. Termasuk lumba-lumba.

Baca juga: Hasil Kawin Silang Lumba-lumba dan Paus Ditemukan di Hawaii

Lumba-lumba memang bukan pemandangan asing bagi warga. Mereka kadang menyaksikan gerombolan lumba-lumba di perairan lepas laut selatan Jawa yang juga berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.

Menurut Jaka, pemandangan migrasi lumba-lumba terlihat di bulan Mei-Juni. "Kelihatan saat bareng-bareng (sama-sama) meloncat," kata Jaka.

Warga berencana mengubur ikan ini, namun lokasinya jauh dari temuan ikan itu pertama kali.

Karena ukurannya besar, perlu enam pria dewasa untuk mengangkat lumba-lumba dengan alat seadanya ke gerobak.

Setelah itu, mereka mendorongnya ratusan meter ke tengah pantai wisata, dan menjadikannya tontonan sebentar sebelum dikubur.

"Rencananya nanti dikubur," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com