Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Calon Mahasiswa STAN Dibatalkan Kelulusannya karena Alasan Umur

Kompas.com - 03/08/2018, 17:24 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Subbagian Administrasi Kerja Sama dan Kehumasan Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN Inwan Hadiansyah mengatakan, alasan pembatalan 17 calon mahasiswa yang sebelumnya telah dinyatakan lulus karena tidak memenuhi syarat usia minimal.

Syarat usia yang ditetapkan panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) adalah minimal berusia 17 tahun per 1 September 2018.

Ia menceritakan, panitia SPMB mengetahui bahwa usia para calon mahasiswa itu di bawah syarat minimal saat melakukan verifikasi data calon peserta daftar ulang.

Dalam proses verifikasi itu, diketahui bahwa 17 calon mahasiswa ini tidak memenuhi persyaratan tersebut.

Saat pendaftaran, 17 calon mahasiswa ini memilih program D-III, tetapi bersedia untuk dialokasikan ke jurusan lain.

Baca juga: Panitia SPMB Batalkan Kelulusan 17 Calon Mahasiswa STAN

Dari hasil seleksi, ke-17 calon ini tidak masuk pada kuota dan peringkat jurusan D-III yang dipilih.

"Mereka dialihkan ke prodi D-I, dan ditemukan bahwa umur mereka tidak memenuhi syarat, sehingga kami batalkan kelulusannya," kata Inwan, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/8/2018).

Sebanyak 17 calon mahasiswa yang dibatalkan kelulusannya tersebut terdiri dari 13 calon mahasiswa D-I Kebendaharaan Negara dan 4 calon mahasiswa D-I Kepabeanan dan Cukai.

Kompas.com melakukan kroscek syarat pendaftaran calon mahasiswa STAN. Disebutkan bahwa syarat minimal usia bagi calon mahasiswa D-III adalah 15 tahun, sementara bagi calon mahasiswa D-I minimal berusia 17 tahun.

Inwan menjelaskan, proses SPMB PKN STAN Tahun 2018 dilakukan dengan menjunjung tinggi integritas.

Proses seleksi melibatkan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan untuk memastikan proses berlangsung sesuai prosedur dan bebas dari intervensi pihak manapun.

"Proses berlangsung sesuai prosedur dan bebas intervensi dari semua pihak," ujar dia.

Selain itu, Inwan mengimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap penipuan yang menjanjikan kelulusan dengan modus meminta bayaran.

"Hati-hati terhadap penipuan oknum yang tidak bertanggungjawab yang menjanjikan kelulusan dengan cara meminta bayaran," kata Inwan.

Inwan menegaskan, jika ditemukan keterangan atau data yang tidak benar dan kemudian diketahui saat tahap pendaftaran ulang atau setelah menjadi mahasiswa atau telah dinyatakan sebagai lulusan PKN STAN, maka pihak PKN akan membatalkan kelulusan tersebut.

Kompas TV Sebuah aplikasi penerjemah sekaligus media pembelajaran bahasa isyarat, diciptakan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com