Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Lengkap Ibu Lurah Pura-pura Mati agar Selamat dari Upaya Pembunuhan

Kompas.com - 03/08/2018, 07:38 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Kompas TV Seorang ibu rumah tangga ditemukan tewas di dalam rumahnya di Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (26/7) malam.

Posisi tangan dan kaki juga masih terikat kuat dengan tas plastik hitam yang dirangkai seperti tali.

Menurut Kapolres, selain takdir baik, kemampuan bertahan dan semangat hidup Ibu lurah sangat tinggi karena tidak mudah bertahan di air dalam konsdisi tangan dan kaki terikat.

"Sempat dirawat di puskesmas. Lalu Bu Lurah sempat ngantor juga satu hari setelah kejadian. Namun, karena masih shock, beliau minta perlindungan dan saat ini kami awasi di tempat yang aman," ujar Kapolres.

Baca juga: Kapolres Banyuwangi: Kemampuan Bertahan Hidup Bu Lurah Luar Biasa

Sementara itu, tersangka Agus mengatakan bahwa tas plastik hitam yang digunakan tali pengikat dan menutup kepala korban awalnya akan digunakan untuk tempat sampah di rumahnya. Namun setelah beli, dia lupa menurunkan dari mobil.

Sedangkan pistol mainan dia beli di Surabaya dan selalu diletakkan di mobil untuk menakut-nakuti.

Agus juga bercerita, dia dan Ibu Lurah berencana menemui Gus Makki, ketua PCNU Banyuwangi, untuk meminta bantuan karena Ibu Lurah ingin menjadi camat. Uang tersebut rencananya diberikan kepada Gus Makki sebagai ucapan terima kasih.

"Sebenarnya saya juga nggak tahu dan nggak yakin apakah Gus Makki bisa atau tidak untuk membantu Bu Lurah menjadi camat," ujarnya.

Agus mengaku mengenal Wilujeng Esti Utami dari S, rekannya sesama anggota LSM Lembaga Peduli Rakyat Indonesia. S sempat disebut-sebut sebagai orang yang mengaku sebagai Gus Makki di saluran telepon yang terhubung ke Ibu Lurah sebelum dijemput Agus.

"Saya menyesal. Sangat menyesal. Nggak menyangka jadi seperti ini. Pemukulan tersebut spontanitas," kata Agus sambil menundukkan kepala.

Baca juga: Sebelum Dianiaya, Agus dan Ibu Lurah Sempat Makan Bakso Bareng

Sementara itu, Gus Makki, Ketua PCNU Banyuwangi saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (1/8/2018), mengaku tidak mengenal nama-nama yang terlibat dalam kasus tersebut.

"Saya tidak kenal dengan nama-nama orang tersebut karena memang tidak pernah bertemu. Ini fitnah dan murni pencatutan nama," ujar Gus Makki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com