Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPJS Kesehatan Menunggak Rp 13,4 Miliar, RSUD Wates Pasang Spanduk Kritik

Kompas.com - 30/07/2018, 19:54 WIB
Dani Julius Zebua,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menjerit lantaran klaim layanan kesehatan senilai Rp 13,4 miliar masih menggantung di BPJS Kesehatan.

Nilai klaim menggantung itu meliputi Rp 4,4 miliar pembiayaan layanan medis pada Mei 2018 yang ditagihkan pada 26 Juni 2018.

Selanjutnya, ada klaim Rp 6,6 miliar yang ditunda karena belum selesai verifikasi akibat belum melengkapi syarat dan administrasi. Klaim yang ditunda ini tagihan di Desember 2017 sampai Mei 2018.

Klaim pembiayaan atas obat penyakit kronis juga menggantung senilai Rp 2,2 miliar untuk pelayanan medis Juli 2017 hingga Maret 2018.

Besarnya klaim yang masih menggantung itu membuat RSUD Wates menjerit.

"Nilai klaim itu sudah kami ajukan ke BPJS hanya saja statusnya pending dan belum dibayarkan. Termasuk juga klaim obat selama 10 bulan yang nilainya cukup tinggi," kata Direktur RSUD Wates dr Lies Indriyati SpA, Senin (30/7/2018).

Baca juga: BPJS Kesehatan Pastikan Tetap Jamin Pengobatan Katarak, Rehabilitasi Medis, dan Persalinan

Rumah sakit menginginkan perputaran sehat keuangan untuk membiayai operasional. RSUD menilai, klaim yang menggantung sebesar itu mengancam keseluruhan layanan rumah sakit bila tidak juga ada jalan keluar.

Lies memastikan, RSUD beserta para dokter masih berkomitmen memberi layanan maksimal bagi masyarakat, sekalipun mereka mengaku sudah memanfaatkan dana-dana cadangan untuk membiayai layanan rumah sakit.

RSUD berupaya untuk tidak membiarkan ada gangguan khususnya pada layanan medis dan kesehatan bagi pasien dan masyarakat pada umumnya.

"Kita punya dua opsi, yakni menurunkan tempo pelayanan dengan menutup pelayanan tertentu yang tidak dijangkau BPJS, atau opsi lain, yakni kami layani dengan baik dengan keterlambatan tertentu. Kami pilih opsi dua, kami komitmen niat baik untuk tetap melayani," kata Lies.

Menurut Lies, rumah sakit sudah dalam kondisi terdesak bila sudah mengeluarkan dana cadangan untuk membiayai kebutuhan operasional RSUD. Dana yang ada kini diutamakan untuk membiayai seperti listrik, air, obat, gizi, gaji, honor, hingga bonus.

Baca juga: Digugat Pasien Kanker, Begini Tanggapan BPJS Kesehatan

"Memang belum mengganggu sekali. Tapi kalau tidak ada aksi maka pasti akan mengganggu," katanya.

Di samping itu, rumah sakit akan melakukan efisiensi di banyak pos yang tidak mengganggu pelayanan. "Misal efisiensi itu di perjalanan dinas, jamuan-jamuan," kata Lies.

Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Wates, Agung Sugiarto mengatakan pihaknya menjajaki dana talangan dari perbankan melalui sepengetahuan dewan penasihat RSUD Wates. 

Mereka juga menyindir lewat spanduk yang dipasang di gedung rumah sakit. "Namun yang jelas, melalui spanduk itu, maksud kami tersampaikan. Itu sudah melalui berbagai pertimbangan dandengan kalimat tersopan yang bisa kami sampaikan kepada masyarakat," kata Agung.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com