Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewati Hutan dan Rawa, Anak-anak Ini Tetap Semangat Belajar di Rumah 5x5 Meter

Kompas.com - 30/07/2018, 09:13 WIB
Heru Dahnur ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Belum semua anak bisa mendapatkan fasilitas pendidikan secara memadai.

Seperti di Dusun Pangkalan Batu, Desa Ranggung, Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, belasan anak harus belajar dalam kondisi pas-pasan.

Sebuah rumah panggung berukuran 5 x 5 meter menjadi tempat anak-anak mengenyam pendidikan. Tidak ada kursi dan meja, alat peraga, proyektor, apalagi akses internet.

Akses transportasi yang cukup jauh membuat Dusun Pangkalan Batu seakan terkucil dari daerah lainnya. Dibutuhkan waktu hampir satu jam perjalanan untuk sampai di desa terdekat.

Untuk menuju Dusun Pangkalan Batu, harus melewati jalanan yang belum diaspal yang di kiri kanannya diapit hutan serta perkebunan.

Perjalanan pun kemudian harus dilanjutkan dengan menyeberangi rawa bakau selama hampir 30 menit.

Perahu-perahu kayu dengan kapasitas maksimal empat orang sekali jalan menjadi pilihan transportasi satu-satunya bagi penduduk setempat.

Baca juga: Kak Seto: Kasus di Garut Bukan Duel Maut 2 Siswa SD, tapi Kecelakaan...

Ketua RT VI Dusun Pangkalan Batu, Johari mengatakan, banyak anak terkendala melanjutkan pendidikan karena kondisi medan yang cukup menyulitkan. Para orang tua yang bekerja sebagai petani atau penangkap ikan tak mampu berbuat banyak.

“Persoalan besarnya biaya transportasi membuat warga bertahan hidup seadanya,” kata Johari saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (29/7/2018).

Dia mengungkapkan, terdapat sedikitnya 15 anak usia pendidikan taman kanak-kanak dan sekolah dasar yang perlu perhatian khusus. Selain fasilitas pendidikan, juga perlu diperhatikan layanan kesehatan bagi ibu dan anak.

Beruntung saat ini kondisi sedikit berubah. Keceriaan di wajah anak-anak mulai terlihat.

Tim relawan dari Nasyiatul Aisyiyah Muhammadiyah dan Komunitas Kampung Dongeng Bangka Belitung berinisiatif untuk menyalurkan bantuan belajar bagi anak usia dini dan sekolah dasar. Tak ketinggalan hiburan dengan cara mendongeng ditampilkan.

“Kami ingin anak-anak tidak merasa terabaikan dalam hal pendidikan. Karena kondisi yang cukup jauh, semuanya masih serba kekurangan,” kata Koordinator Relawan Nasyaitul Aisyiyah, Yuli Sistriani di Pangkalan Batu.

Perahu Kayu sebagai alat transportasi menuju Dusun Pangkalan Batu Bangka Selatan.KOMPAS.com/HERU DAHNUR Perahu Kayu sebagai alat transportasi menuju Dusun Pangkalan Batu Bangka Selatan.

Menurut Yuli, bantuan secara bertahap akan dikoordinasikan dengan pihak terkait maupun organisasi kemasyarakatan. Diharapkan tidak ada anak putus sekolah jika pendampingan dilakukan setiap harinya.

“Saat ini telah ada sekolah darurat. Mudah-mudahan anak-anak bisa belajar dengan ceria,” ujarnya.  

Informasi yang dirangkum Kompas.com, Dusun Pangkalan Batu telah dihuni secara turun temurun sejak ratusan tahun lalu.

Baca juga: Pergi ke Sekolah, Siswa di Pesisir Delta Mahakam Bertaruh Nyawa Berdesakan di Perahu Kecil

Agar 40 kepala keluarga di dalamnya tak terisolasi, pemerintah mulai membangun jalan penghubung yang melintasi rawa bakau.

Namun belum bisa dipastikan kapan pengerjaan jalan bisa dirampungkan karena luasnya rawa yang hendak dibangun permanen.

Kompas TV Untuk menumbuhkan minat baca para siswa sebuah sekolah dasar di Semarang membuat perpustakaan di luar ruangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com