Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisihkan Upah dari Tambal Ban, Safuan dan Istrinya Berangkat Haji

Kompas.com - 26/07/2018, 08:56 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sepanjang ada niat, kerja keras, dan doa, keinginan untuk menunaikan ibadah haji bukan sesuatu yang sulit digapai.

Hal itulah yang dilakukan Safuan Azis (64), tukang tambal ban, warga Kelurahan Mangunharjo RT 02/02 Kecamatan Tugu, Kota Semarang yang akan berangkat haji 2018 ini.

Safuan berangkat haji bersama istrinya Musharofah pada 6 Agustus 2018. Keduanya masuk kloter 70 Kota Semarang.

Kloter itu dijadwalkan terbang pukul 00.00 WIB dari Embarkasi Donohudan, Kabupaten Boyolali.

Baca juga: Mbah Legi Menabung Bertahun-tahun, Hitung Uang Pun Dibantu Banyak Warga

"Tahun 2011, kami mendaftar dengan uang tabungan Rp 50 juta. Setelah 7 tahun menunggu, kami akhirnya berangkat," ujar Safuan, saat ditemui di tempat kerjanya, Rabu (25/7/2018).

Safuan bukan berasal dari kalangan orang berduit. Namun keinginan untuk menunaikan ibadah haji membuatnya terus berusaha.

Semberi bekerja menambal ban motor, Safuan menceritakan kisahnya hingga ia mampu berangkat haji.

"Sejak 2008, saya dan istri tergerak hati ingin ke Mekah. Saya kumpulkan sedikit demi sedikit dari penghasilan. Yang sering mengumpulkan uang itu isteri saya. Tiap saya kasih katanya ditabung," cerita dia.

Meski berprofesi sebagai penambal ban, pria berambut putih itu tak sekalipun patah arang.

Justru dia makin termotivasi untuk mengumpulkan rupiah dari upah menambal ban para pengendara motor yang membutuhkan jasanya.

Baca juga: Ini Pertama Kali Saya Lihat Pak Jokowi, Sangat Sederhana dan Baik...

Ia percaya sedikit demi sedikit pada saatnya nanti uang akan terkumpul hingga cukup untuk mendaftar haji.

Sejak niatan itu, 3 tahun berselang, uang yang dikumpulkan cukup untuk mendaftar dua kursi. Ia mengaku sempat tak pecaya, uang yang disisihkan bisa terkumpul dengan cepat.

Uang yang dikumpulkan selain dari upah tambal ban, penjualan bensin eceran, juga dari uang istrinya yang bekerja di pabrik.

"Untuk pelunasan, saya menjual motor hingga sampai terkumpul Rp 36 juta," ujar kakek tujuh cucu itu.

Meski hendak berangkat, Safuan masih tetap bekerja di tempat tambal bannya. Ia terlihat membantu pengendara motor yang lewat untuk mengisikan angin di ban motor.

"Sudah ada beberapa yang mampir. Ada yang nambal ban, ada mampir karena beli bensin," ucapnya.

Safuan mengaku beruntung dapat kesempatan menunaikan ibadah haji, terlebih setelah menunggu antrean 7 tahun.

Sekali lagi, ia menyukuri kesempatan ini karena dari penghasilan yang tak menentu, ia diberi kesempatan menunaikan ibadah haji.

"Kalau dipikir-pikir penghasilan sama pengeluaran itu minus. Tapi Gusti Allah memanggil saya untuk ke Mekah. Allhamdullilah kami akan berangkat ibadah haji," pungkasnya. 

Kompas TV Tak ingin kejadian ini terulang petugas haji di Masjidil Haram bekerja selama 24 jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com