Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbah Legi Menabung Bertahun-tahun, Hitung Uang Pun Dibantu Banyak Warga

Kompas.com - 26/07/2018, 07:00 WIB
Labib Zamani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com — Warga RT 003 RW 002, Dusun Dipan, Desa Troketan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sempat dihebohkan dengan uang tabungan milik Mbah Legi sebesar Rp 14,5 juta.

Uang yang dikumpulkan Mbah Legi itu terdiri dari pecahan koin dan uang kertas. Bahkan, beberapa uang pecahan sudah tidak beredar lagi.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas.com, Mbah Legi hidup sebatang kara di Dusun Dipan. Rumah yang ditempati Mbah Legi berukuran sekitar 3x4 meter dan berdiri di atas tanah kas desa.

Pada Minggu (22/7/2018), rumah yang penuh dengan karung rongsokan tersebut dibongkar oleh warga secara gotong-royong untuk dibangun gudang perkakas desa, sekaligus dibuatkan kamar sendiri untuk Mbah Legi.

Ketika rumah itu dibongkar, warga justru menemukan uang pecahan koin dan kertas di berbagai tempat, antara lain karung, plastik, ember, lipatan baju, kotak kayu dan lain-lain. Setelah dihitung warga, uang berjumlah Rp 14,5 juta.

Andi Setyawan, salah satu warga mengatakan, beberapa bulan lalu memang warga berencana membongkar rumah Mbah Legi yang dari dulu menempati tanah kas desa. Rumah itu dibongkar untuk dibangun gudang tempat perkakas desa.

"Pembongkaran rumah Mbah Legi dilakukan Minggu kemarin. Rencana mau dibuat gudang perkakas dan dibuatin kamar sendiri buat Mbah Legi," kata Andi dikonfirmasi, Rabu (25/7/2018) malam.

Baca juga: Setelah 7 Tahun Menabung, Pedagang Bakso Ini Berangkat Haji

Andi mengatakan, meski usianya sudah lanjut, Mbah Legi merupakan sosok pekerja keras. Mbah Legi sering dimintai tolong warga untuk mencari pakan ternak, membersihkan makam, dan terkadang disuruh untuk mencari daun buat hiasan kerun manten.

"Uang hasil kerja kerasnya itu mungkin Mbah Legi tabung," beber dia.

Saking banyaknya jumlah uang pecahan itu, penghitungan uang tabungan Mbah Legi pun melibatkan puluhan warga.

"Soalnya uang itu nggak langsung ketemu semua, jadi bertahap. Karena rumah Mbah Legi kemarin penuh dengan karung berisi rongsokan. Dan, kami para warga sibuk membangun pondasi dan sebagian membongkar rumah," ujar dia.

Warga lainnya, Anggit, menuturkan, selain uang tabungan, warga juga menemukan satu karung berisi beras dan kalung emas di rumah Mbah Legi yang dibongkar. Namun, dirinya tidak mengetahui secara pasti berapa berat kalung emas itu.

"Dari saya kecil Mbah Legi sudah tinggal di rumah itu. Mbah Legi dengar-dengar juga punya uang banyak, tapi nggak ada yang berani masuk rumah, katanya ada ularnya," kata Anggit, yang juga ketua pemuda Dusun Dipan.

Warga tidak menemukan ular di rumah Mbah Legi pada waktu pembongkaran seperti yang dikatakan sebagian warga. Justru warga menemukan banyak uang pecahan koin dan uang kertas di sana.

"Ternyata benar kemarin waktu gotong royong bongkar rumahnya Mbah Legi warga menemukan banyak uang pecahan koin dan uang kertas. Uang Mbah Legi sekarang masih disimpan di rumah warga," ujar dia.

Sementara itu, Ketua RT 003 Dusun Dipan Doso Wiranto mengungkapkan, uang tabungan itu dikumpulkan Mbah Legi sejak puluhan tahun hasil upah yang diterima dari bekerja membersihkan makam.

Baca juga: 30 Tahun Menabung Upah Memijat, Nenek Damiati Berangkat Haji

Setiap hari Mbah Legi selalu membersihkan tempat pemakaman dusun setempat. Upah itu Mbah Legi tabung di berbagai tempat di rumahnya sehingga terkumpul hingga Rp 14,5 juta.

"Mbah Legi dulu suka membersihkan makam. Upah yang dia terima ditabung dan terkumpul banyak. Kemarin ada puluhan warga yang ikut menghitung uang tabungan Mbah Legi," ujar dia.

Lebih jauh, Doso menjelaskan, rumah Mbah Legi dibongkar karena sudah tidak layak huni.

Kompas TV Pasangan suami istri asal Grobogan, Jateng, Mashuri dan Siti Patimah, akhirnya bisa naik haji setelah 40 tahun menabung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com