Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati: Jemaah Haji, Pikir Ulang Sebelum Minum Air Kencing Unta

Kompas.com - 25/07/2018, 16:30 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Bupati Semarang Mundjirin mengimbau para jemaah haji untuk berpikir dua kali sebelum mengonsumsi air kencing unta selama berada di Tanah Suci.

Mundjirin meminta para jemaah haji bisa menjaga kesehatannya, termasuk membekali diri dengan pengetahuan yang cukup sehingga tidak terjebak pada mitos yang selama ini berkembang, termasuk soal minum air kencing unta.

"Kalau untanya sih tidak masalah, dari dulu ya begitu. Tapi orang kan harus hati-hati kalau melihat unta. Karena ada (yang yakin) minum air seni unta. Coba dipikir-pikir dulu, apa bisa untuk menyembuhkan penyakit," kata Mundjirin saat melepas 654 jemaah calon haji asal Kabupaten Semarang di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (25/7/2018) siang.

Baca juga: Cerita di Balik Jenazah yang Dibawa Pakai Motor, Dia Meninggal di Tengah Perjalanan

Polemik air kencing unta ini sempat ramai di media sosial saat seorang penceramah terkenal mengunggah video tengah minum air kencing unta beberapa waktu lalu.

Ustaz tersebut mengatakan, air kencing onta yang banyak dijual di Arab Saudi mempunyai banyak khasiat menyembuhkan berbagai penyakit.

Kembali kepada keterangan Mundjirin, dia juga berpesan agar para jemaah haji menjaga kesehatannya selama beribadah di Tanah Suci. Caranya dengan memperbanyak minum air putih dan makan makanan yang bergizi.

"Mudah-mudahan bisa selamat mulai dari awal sampai Tanah Suci. Mudah-mudahan kembali ke Tanah Air dengan baik. Kami berpesan agar banyak minum dan makan makanan yang bergizi," ujarnya.

Baca juga: Kisah di Balik Sneakers Jokowi, Sepatu Dikirim ke Istana dengan Menumpang Bus (1)

Terkait kondisi cuaca di Tanah Suci, Mundjirin yang juga seorang dokter ini meminta agar para jamaah haji mematuhi imbauan dan instruksi para petugas haji maupun para pendamping, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan para jemaah.

Dia mengungkapkan, rata-rata para jemaah haji asal Kabupaten Semarang ini berumur 60 tahun. Bahkan ada yang berusia di atas 80 tahun sehingga pemerintah sangat memerhatikan soal kesehatan ini.

"Melalui APBD, kita pada musim haji tahun ini memberangkatkan 5 petugas kesehatan yang terdiri dari dokter dan perawat," ungkapnya.

Baca juga: Cerita Ucok, Bocah Pemulung yang Bercita-cita Ingin Jadi seperti CR7 (2)

Mundjirin juga menegaskan bahwa ibadah haji ini seperti mengumpulkan orang dari seluruh dunia sehingga potensi penularan penyakit melalui virus- virus yang terbawa sangat terbuka. Salah satunya yang perlu diwaspadai adalah penularan virus sindrom pernafasan timur tengah (MERS) dan virus MERS-COV yang ditularkan melalui interaksi dengan unta.

"Makanya sebelum berangkat sudah harus diantisipasi, ada imunisasi-imunisasi dan jangan lupa selalu pakai masker," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Semarang, Taufiqur Rahman juga telah berpesan kepada para jamaah haji terkait dengan antisipasi kondisi cuaca di tanah suci.

Hal ini mengingat tingginya suhu di tanah suci saat ini di kisaran 38 hingga 40 derajat celcius.

Baca juga: Kisah Anggota Polisi, Bisnis Sampingan Jualan Cilok di Pinggir Jalan

Antisipasi yang dilakukan antara lain dengan mengonsumsi banyak air, vitamin dan makanan yang bergizi serta mengurangi berbagai aktivitas luar ruangan yang tidak berhubungan dengan pelaksanaan ibadah haji.

"Selain itu hendaknya pakai alas kaki jika bepergian karena menyikapi menaiknya suhu akhir-akhir ini di Arab Saudi," kata Taufiq.

Ia menambahkan terkait dengan obat-obatan yang akan dibawa para jamaah, hendaknya didaftarkan kepada petugas saat berada di embarkasi. Sehingga dalam pemeriksaan petugas imigrasi di Arab Saudi tidak mengalami masalah.

"Kalau untuk rokok, maksimal 200 batang yang diizinkan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com