Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergi ke Sekolah, Siswa di Pesisir Delta Mahakam Bertaruh Nyawa Berdesakan di Perahu Kecil

Kompas.com - 24/07/2018, 16:56 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KUTAI KARTANEGARA, KOMPAS.com - Kehidupan yang terpencil dan terisolasi tidak menyurutkan semangat anak-anak Delta Mahakam, Kalimantan Timur (Kaltim), untuk bersekolah.

Meski tinggal di pulau-pulau tanpa daratan, mereka tetap mengutamakan pendidikan dan enggan putus sekolah hanya karena alasan keterbatasan.

Senin, 23 Juli 2018 bertepatan dengan Peringatan Hari Anak Nasional, anak-anak Delta Mahakam menggelar upacara bendera di sekolah yang terletak di Desa Tani Baru, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kukar.

Bangunan sekolah tersebut dihuni tiga sekolah, yakni SMP Negeri 4, yang merupakan sekolah satu atap (Satap) dengan SDN 014, Kecamatan Anggana dan SMA Filial Anggana.

Pukul 06.30 Wita, sekolah itu sudah ramai dipenuhi siswa. Mereka berbaris rapi menantikan giat upacara bendera.

Sekolah itu berdiri di atas sungai di pelosok Delta Mahakam berseberangan dengan laut lepas di Selat Makassar.

Hampir tidak memiliki daratan, bangunan sekolah itu hanya didirikan dengan kayu dan dilengkapi jembatan buatan sebagai jalan di lingkungan sekolah.

Nur Hayati dan Yulianti, dua siswi kelas 2 SMP ini hampir terlambat. Keduanya berlari dari ujung dermaga sesaat setelah kapal klotok yang mengangkut mereka bersandar di Jetty buatan Pertamina Hulu Mahakam.

Baca juga: Berawal dari Kehilangan Buku, Siswa SD di Garut Duel, Satu Tewas

Masih dengan napas yang ngos-ngosan, Nur dan Yuli langsung mengambil barisan dan mengikuti upacara bendera hingga selesai.

“Setiap hari ke sekolah ramai-ramai naik kapal klotok atau perahu. Kalau ada teman yang punya perahu, biasanya kami numpang. Berdesak-desakan di kapal, kalau kepenuhan bisa terbalik. Kadang ketinggalan kapal dan terlambat. Tidak apa terlambat, yang penting tidak bolos,” kata Yuli.

Bertaruh nyawa

Gadis berusia 13 tahun ini adalah satu dari ratusan anak Delta Mahakam yang mendambakan pendidikan di pelosok tanah air. Bagi mereka, sekolah adalah hal yang utama.

Tidak seperti anak-anak yang hidup di perkotaan dengan daratan yang luas, anak-anak Delta Mahakam harus bertaruh nyawa untuk sampai ke sekolah.

Satu-satunya alat transportasi di sana hanyalah kapal klotok tak beratap. Kalau hujan, siswa-siswa itu harus rela basah-basahan sampai ke sekolah.

Bahkan terkadang, ada yang tidak kebagian kapal hingga harus menunggu nelayan yang lewat untuk bisa pulang ke rumah.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com