MAGELANG, KOMPAS.com - Harga daging ayam yang melambung tinggi beberapa hari terakhir mengakibatkan para padagang kompak mogok berjualan di pasar tradisional di Kota dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sejak Minggu (22/7/2018) kemarin.
Aksi mogok tersebut berimbas langsung pada para pedagang makanan olahan ayam. Sebagian mereka mengaku kesulitan membeli daging ayam di pasaran. Sehingga terpaksa mengurangi stok dagangan mereka.
Salah satunya Agus Purnomo, pemilik kedai ayam goreng di kawasan Grabag, Kabupaten Magelang. Pada hari biasanya, Agus membuat ayam goreng berkisar antara 15-20 kilogram per hari. Namun sejak Sabtu (21/7/2018) lalu dirinya hanya menyediakan ayam goreng 10-12 kilogram saja.
"Sejak Sabtu, bahkan Jumat (20/7/2018), di Pasar Grabag sudah langka yang jualan. Untungnya saya masih ada stok untuk dijual hari ini dan besok, ngga tahu nanti," ujar Agus, Senin (23/7/2018).
Baca juga: Harga Daging Ayam Sentuh Rp 45.000 Per Kg, Pedagang Mogok Jualan
Kondisi ini praktis membuat Agus mengurangi omzet penjualannya. Agus menyebut bisa mendapatkan omzet Rp 1,5 juta per hari sebelum daging ayam langka. Tapi tiga hari terakhir ini menjadi Rp 900.000 per hari.
"Otomatis omzet turun, karena yang dijual juga saya batasi. (Pembatasan) ini lebih baik daripada besok saya ngga jualan sama sekali," ungkapnya.
Agus mengatakan tidak hanya pedagang di pasar saja yang mogok, rumah pemotongan ayam (RPH) langganannya juga tidak berjualan. Kalau pun jualan, kata Agus, hanya melayani pembelian dalam partai besar.
"Mereka hanya jual yang kecil-kecil saja, seperti kemarin saya hanya boleh beli sayap dan paha bawah ayam 15 kilogram saja, lainnya ayam (potong) yang ukurannya besar," ucapnya.
Baca juga: Kalau Sampai Senin Harga Ayam Tinggi, Kami Mogok Jualan
Menurutnya, harga daging ayam memang cenderung meningkat belakangan ini. Saat ini harganya bisa mencapai Rp 33.000 - Rp 36.000 per kilogram. Padahal sebelumnya berkisar Rp 30.000 - Rp 33.000 per kilogram.
Pedagang nasi rames di pusat kuliner Tuin Van Java Kota Magelang Luis Lazuardi (33), mengaku juga kesulitan mencari ayam pedaging di pasar tradisional. Kalaupun ada pedagang, yang dijual bukan ayam pedaging, tapi ayam merah yang harganya juga termasuk tinggi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan