Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal Ini Bikin PKS Enggan Dapuk Artis Jadi Caleg

Kompas.com - 23/07/2018, 16:04 WIB
Putra Prima Perdana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com — Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memastikan tidak ada kalangan selebritas yang menjadi bakal calon legislatif (bacaleg) dari PKS baik di tingkat DPR RI maupun di tingkat DPRD Provinsi dan Kabupaten Kota di seluruh Indonesia.

Menurut Ketua Bidang Humas DPP PKS Ledia Hanifa Amaliah, ada beberapa hal yang membuat partainya tidak memasukkan artis sebagai bacaleg.

Alasan pertama, yakni alasan dana. Ledia mengakui bahwa partainya tidak memiliki kekuatan finansial yang mumpuni untuk memfasilitasi operasional para bacaleg dari kalangan selebritas.

“Agak berat kalau artis. Kami enggak sanggup. Ada (dana) operasional mereka yang lebih besar daripada operasional kader,” kata Ledia saat dihubungi melalui ponselnya, Senin (23/7/2018).

Baca juga: Cak Imin: Caleg Artis Punya Start Lebih Cepat Dibanding Caleg Biasa

Alasan kedua, Ledia menambahkan, salah satu pertimbangan partainya tidak mau mengambil artis sebagai bakal calon legislatif lantaran banyak yang tidak kuat dengan militansi PKS.

“Memang juga tidak semua artis yang bisa bertahan dengan turun ke lapangannya. Kader PKS harus kerja keras luar biasa ekstra. Karena harus ekstra, berarti mereka juga harus meninggalkan profesi segala macam,” ungkapnya.

Alasan ketiga, Ledia mengatakan, partainya juga masih belum percaya dengan kemampuan artis untuk terjun ke dunia politik mewakili PKS.

“Kalau artis yang direkrut parpol tidak cukup karena senang saja. Tapi mereka harus belajar banyak untuk menyadari bahwa ini dunia yang berbeda. Dunia ini hal yang berhubungan langsung dengan masyarakat, mengadvokasi kepentingan masyarakat,” imbuhnya.

Baca juga: Semakin Banyak Caleg Artis, Parpol Dinilai Semakin Malas Kerja

Alasan keempat, Ledia mengatakan, PKS memerlukan kader dengan mental politik yang kuat. Hal tersebut menurut dia tidak ada di kalangan artis.

“Harus siap mental juga berhadapan dengan yang begitu (dunia politik). Karena ini dunia yang berbeda, perlu kecepatan adaptasi,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, adanya fenomena kader yang pindah partai politik, terutama dari kalangan artis menjelang Pemilu 2019. 

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar turut mengomentari fenomena tersebut.

Baca juga: Gaduh Miliaran Transfer Caleg Artis, Ini Penelusurannya

Cak Imin, sapaan akrabnya, menuturkan, perekrutan artis sebagai calon anggota legislatif (caleg) dilakukan partai politik karena berpotensi mendulang suara lebih besar.

Menurut dia, ini disebabkan adanya kekuatan popularitas yang dimiliki oleh para artis.

"Itu modal artis memang popularitas. Popularitas itu memang mahal, popularitas itu bisa dimiliki para artis sehingga memiliki start yang lebih cepat dibanding caleg biasa," ujar pria yang akrab disapa Cak Imin, saat ditemui di Kantor DPP PKB, Jakarta, Sabtu (21/7/2018). 

Beberapa artis yang menjadi caleg PKB antara lain Tommy Kurniawan, Farhat Abbas, Herman gitaris Seventeen, Ivan vokalis Seventeen, Saleh Said Bajuri, Sundari Sukoco, Arzeti Bilbina, dan Zora Vidyanata.

Kompas TV Pemilu 2019 jadi ajang pertaruhan semua patai politik untuk meraih suara besar setidaknya untuk lolos dari ambang batas parlemen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com