Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Penjual Air Isi Ulang Ini Coba Pecahkan Rekor Dunia Main Piano dengan Mata Tertutup

Kompas.com - 23/07/2018, 15:49 WIB
Slamet Priyatin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KENDAL, KOMPAS.com - Jefri Setiawan (12) bukan termasuk anak dari kalangan keluarga berada.

Orang tuanya yang tinggal di RT 01 RW 01, Bugangin, Kendal, Jawa Tengah, ini hanya penjual air isi ulang.

Sejak duduk di sekolah dasar, Jefri harus membantu orang tuanya mengantar air isi ulang di sekolah-sekolah.

Di sela-sela kesibukannya tersebut, Jefri, yang kini duduk di kelas 7 SMPN 2 Kendal berlatih main piano. Hasilnya pun luar biasa. Ia berhasil masuk Museum Rekor Indonesia (Muri) tahun 2016, karena bermain piano dengan mata tertutup saat menyanyikan 10 lagu.

Jefri ketika dijumpai oleh Kompas.com di sekolahnya mengatakan, tahun 2017 kemarin, ia pernah bermain piano selama 2,5 jam dengan mata tertutup.

Jumlah lagu yang dinyanyikan adalah 70 lagu. Selain lagu nasional dan tradisional, dia juga menyanyikan beberapa lagu ciptaannya sendiri. Di antaranya, Raih Mimpi.

“Yang menyaksikan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dan perwakilan dari Inggris,” kata Jefri, Senin (23/7/2018).

Jefri, menambahkan, September tahun ini ia akan berangkat ke Berlin, Jerman, untuk memecahkan rekor dunia. Bermain piano dengan 120 lagu nonstop dengan mata tertutup.

“Lagu yang kami bawakan nanti, selain lagu-lagu nasional Indonesia, ada juga lagu kebangsaan dan tradisional Jerman,” ujarnya.

Baca juga: Ciptakan 123 Lagu, Musisi asal Blora Raih Rekor Dunia Versi RHR

Orang tua Jefri, Joko Manis, menjelaskan, Jefri termasuk anak yang rajin dan tekun. Sudah sejak duduk di bangku sekolah dasar, ia ikut membantu orang tuanya berjualan air isi ulang.

“Soal bermain, dia tetap bermain dengan anak-anak di kampung. Tapi porsinya tidak banyak,” ujarnya.

Joko mengakui anaknya juga cerdas. Dia bisa menghapal lagu hanya beberapa hari. Terkadang Joko tidak tega dengan kerja keras anaknya untuk bisa memecahkan rekor dunia di Berlin.

Sebab setiap pagi, jam 3 dini hari, ia harus bangun pagi untuk latihan piano dengan mata tertutup. Setelah itu, shalat Subuh dan membantu ayahnya menyiapkan pesanan air isi ulang.

“Pulang sekolah, dia tidak bermain atau tidur. Tapi mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya,” kata Joko.

Jefri bersama kepala SMPN 2 Kendal Supardi.KOMPAS.com/ SLAMET PRIYATIN Jefri bersama kepala SMPN 2 Kendal Supardi.

Menurut Joko, peran Piter Purnomo, pemilik sekolah musik Purnomo Semarang sangat besar. Sebab, Piter telah memberi Jefri beasiswa sekolah musik gratis.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com