Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang TKI Asal Bantul Meninggal di Korea Selatan

Kompas.com - 20/07/2018, 21:51 WIB
Markus Yuwono,
Reni Susanti

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Bantul, Yogyakarta, Wiwit Sutrisnoputro (25) meninggal dunia karena kecelakaan kerja di Korea Selatan, Rabu (18/7/2018).

Pemerintah akan berkoordinasi terkait pengembalian jenazah korban ke rumah duka RT 06, Dusun Jalakan, Desa Triharjo, Kecamatan Pandak, Bantul.

Ibu Kandung Wiwit, Sumarsih (43) menyampaikan, sebelum menerima informasi kematian putranya, dia sempat berkirim kabar melalui aplikasi pesan singkat gawainya seusai Maghrib.

Setelah beberapa saat berkomunukasi, telepon terputus dan Wiwit tidak merespons pesannya.

Baca juga: Melihat Kantor Desa Mirip Istana Negara, Dibangun 4 Tahun dengan Dana Rp 1,8 Miliar

 

"Sebelum kecelakaan enggak bales, enggak ngerespon. Saya telepon sudah enggak diangkat," ujar Sumarsih di rumahnya Jumat (20/7/2018).

Sebagai ibu, perasaan Sumarsih mulai tidak tenang, dan kecuriagaan itu benar.

Orangtua rekan kerja Wiwit di Korea Selatan datang dan mengabarkan tentang kecelakan Wiwit.

Awalnya Sumarsih tidak percaya, karena belum lama ini dirinya berkomunikasi dengan sagng putri.

Namun setelah kedatangan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Bina Insani Group Yogyakarta dan memberitahukan hal sama disusul perangkat kampungnya, ia percaya.

"Saya enggak yakin dapat kabar kayak gitu. Masak habis WA kok meninggal. Pak Carik, Pak Dukuh, juga sudah dihubungi, dikasih kabar kalau anak saya sudah meninggal. Malam itu (pengurus kampung) langsung kesini," imbuhnya.

Anak pasangan Ngadino (50) dengan Sumarsih (43) ini merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Sudah dua tahun ia bekerja di sebuah perusahaan manufaktur bidang operator las di Korea Selatan.

"Katanya kerja di pabrik besi, bikin alat kapal," tuturnya.

Baca juga: TNI AL Gagalkan Penyelundupan 12 Calon TKI Ilegal ke Malaysia

Sumarsih menjelaskan, dari informasi yang diperolehnya, korban kecelakaan saat memperbaiki mesin, sehingga terjatuh ke dalam air tempat rendaman besi panas.

"Katanya anak saya mau membenarkan mesin sendiri, sebenarnya kan itu tidak boleh. Kemudian dia terjatuh (ke dalam air rendaman besi panas). Itu tempatnya buat naruh besi panas biar mudah ditekuk gitu," ucapnya.

Selepas sekolah, korban sudah bekerja dua tahun di Batam dan dua tahun di Korea Selatan. Selama bekerja dia mengirimkan uang ke orangtuanya dan membantu pendidikan adik-adiknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com