Mulwahyono menjelaskan, perahu nelayan bernama Kapal Motor (KM) Yati Putra berangkat melau dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kemiren, Kecamatan Cilacap Selatan dengan tiga anak buah kapal (ABK) pada Rabu (18/7/2018) sekitar pukul 06.00 WIB.
“Namun baru saja berangkat, kapal sudah terbalik karena terhempas gelombang tinggi,” ujarnya.
Baca juga: Waspadai Gelombang Tinggi pada 20-26 Juni di Beberapa Perairan Ini
Pasca-kejadian, Basarnas segera menurunkan satu tim penolong ke lokasi untuk melakukan koordinasi dan operasi SAR sekitar pukul 07.50 WIB. Alat yang diturunkan antara lain satu unit mobil rescue dan peralatan SAR air lengkap.
“Sampai saat ini, korban belum ditemukan, tim dan sejumlah potensi SAR setempat masih melakukan pencarian,” ujarnya.
Terkait fenomena gelombang tinggi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah memberikan peringatan dini. Khusus untuk tanggal 18 Juli 2018 tinggi gelombang maksimum bisa mencapai 4 - 6 meter.
Akibat badai
Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan, fenomena gelombang pasang ini dipengaruhi oleh badai di sejumlah wilayah. Interaksi kondisi tersebut berdanpak terhadap peningkatan kecepatan angin dan ketinggian gelombang, khususnya di perairan selatan Jateng.
Berdasarkan pantauan satelit cuaca dan gradien angin tanggal 18 juli 2018 pukul 19.00 WIB, pada skala Regional terdapat Pusat Tekanan Tinggi di Samudera Hindia sebelah barat Australia (1023 milibar).
Selain itu, pusat tekanan tinggi juga terjadi di Samudera Pasifik sebelah Timur Australia (1021 milibar), Badai Tropis "SON-TINH" di sekitar perairan Selatan Vietnam (994 milibar) dan Badai Tropis "AMPIL" di Samudera Pasifik Timur Laut Philipina (996 milibar).
“Potensi gelombang tinggi ini diperkirakan masih akan berlansung dalam tiga hari kedepan, dengan gelombang maksimum terjadi pada hari ini (19/7/2018) mencapai 5 - 7 meter,” katanya.
Baca juga: Di Pantura Jawa, Gelombang Tinggi Diprediksi hingga Juni 2018
Dia mengimbau khususnya kepada seluruh pengguna jasa kelautan yang ada di wilayah pesisir selatan Jawa Tengah untuk tetap berhati-hati.
“Kami mengimbau untuk tidak melaut terlebih dalu, karena gelombang tinggi ini sangat berbahaya dan bisa datang sewaktu waktu,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.