Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Unik Api Obor Asian Games 2018

Kompas.com - 18/07/2018, 08:01 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

SOLO.KOMPAS.com - Api Obor Asian Games 2018 sudah tiba di Yogyakarta, Selasa (17/7/2018).

Obor tersebut akan dibawa keliling di 54 kota dan kabupaten di 18 provinsi di Indonesia dengan menempuh jarak sekitar 18.000 kilometer.

Setelah mengelilingi Indonesia kurang lebih satu bulan, obor tersebut rencananya akan tiba di Stadion Utama Gelora Bung Karno tepat pada saat acara pembukaan pada 18 Agustus 2018.

Api pada obor itu bukan sembarang api. Api diambil dari sumber api abadi di India yang tidak boleh mati saat dibawa dengan pesawat. Bagaimana bisa?

Berikut 5 fakta unik terkait Obor Asian Games 2018:

 

Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992, Susy Susanti (kanan) menerima obor Asian Games 2018 dari peraih medali perunggu Olimpiade London 2012, MC Mary Kom (India) di India, Minggu (15/7/2018).
DOK. INASGOC Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992, Susy Susanti (kanan) menerima obor Asian Games 2018 dari peraih medali perunggu Olimpiade London 2012, MC Mary Kom (India) di India, Minggu (15/7/2018).

1. Api abadi dari India

Api obor sengaja didatangkan dari India. Mengapa? Karena India merupakan tuan rumah Asian Games untuk pertama kalinya pada tahun 1951.

Api ini diambil dari lokasi api abadi Asian Games di India, yaitu Stadion Nasional Dhyan Chand di New Delhi, tempat Asian Games pertama kali digelar di India.

Di India, obor api diserahkan secara simbolik oleh Indian Olympic Association (IOA) President, Narinder Batra, kepada Ketua Komite Penyelenggara Asian Games Indonesia, Erick Thohir.

Api sengaja didatangkan dari sumber api abadi dari India sebagai lambang semangat yang terus menyala untuk menjaga kebersamaan dan persahabatan serta semangat untuk berprestasi.

 

Api Obor Asian Games 2018 dibawa dari India menuju Yogyakarta, Selasa (17/7/2018)Dok. INASGOC Api Obor Asian Games 2018 dibawa dari India menuju Yogyakarta, Selasa (17/7/2018)

2. Dibawa dengan Pesawat, tak boleh mati

Api abadi dari India itu dibawa dengan perlakuan khusus dan tak boleh padam hingga tiba di Indonesia. Api dibawa dengan pesawat Boeing 737 400 milik TNI AU.

Pertanyaannya, bagaimana membawa api dari India ke Indonesia dengan menggunakan pesawat tanpa membuat api padam?

"Menyala terus tidak pernah mati, sampai sekarang ya ini. Dibawa dengan alat khusus," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna saat jumpa pers di Museum Pusat Angkatan Udara Mandala, Yogyakarta, Selasa (17/7/2018).

Baca Juga: Panggung Pembukaan Asian Games 2018 Akan Pecahkan Rekor

Api dibawa di dalam alat yang disebut tinder box yang berbahan bakar gas. Setiap kali habis, bahan bakar diisi kembali agar api tidak mati.

"Lentera ini menyala dengan gas, Sekali diisi bisa kuat sampai 10 jam," katanya.

Untuk berjaga-jaga, pihak panitia Asian Games 2018 menyediakan tinder box cadangan di dalam pesawat.

 

Pesawat Boeing 737-500 TNI AU yang mengangkut api obor Asian Games 2018 dikawal lima pesawat tempur T-50i melintas di kawasan Lanud Adisutjipto, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (17/7/2018). Api obor Asian Games 2018 yang diambil dari India tiba di Yogyakarta untuk selanjutnya akan dibawa berkeliling ke sejumlah daerah di Indonesia.ANTARA FOTO/ISMAR PATRIZKI Pesawat Boeing 737-500 TNI AU yang mengangkut api obor Asian Games 2018 dikawal lima pesawat tempur T-50i melintas di kawasan Lanud Adisutjipto, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (17/7/2018). Api obor Asian Games 2018 yang diambil dari India tiba di Yogyakarta untuk selanjutnya akan dibawa berkeliling ke sejumlah daerah di Indonesia.

3. Dikawal 5 pesawat tempur T-50 Golden Eagle

Lima pesawat tempur T-50 Golden Eagle milik TNI AU sukses mengawal pesawat yang membawa api obor Asean Games.

Sekitar pukul 08.00 WIB, pesawat mendarat mulus di Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta. Peraih medali emas Olimpiade 1992, Susi Susanti, membawa api obor turun dari pesawat.

Setelah itu, Susi menyerahkannya ke Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna.

Lalu, Marsekal TNI Yuyu Sutisna bersama Sri Sultan HB X dan Susi Susanti membawa api Asian Games 2018 menuju Museum Pusat Angkatan Udara Mandala Yogyakarta dengan menggunakan kendaraan yang telah disiapkan dengan dikawal Pasukan Bregodo dari Keraton Ngayogyakarta.

 

Umat Buddha melakuan ritual pengambilan Api Dharma Waisak di obyek wisata Api Abadi Mrapen, Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa(9/5/2017). Kompas.com/Puthut Dwi Putranto Umat Buddha melakuan ritual pengambilan Api Dharma Waisak di obyek wisata Api Abadi Mrapen, Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa(9/5/2017).

4. Api abadi Mrapen kebanggaan Indonesia

Setelah tiba di Indonesia, api abadi dari India akan disatukan dengan api abadi yang diambil dari Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah. Penyatuan api tersebut akan digelar pada hari Rabu (18/7/2018), di Candi Prambanan, Yogyakarta.

Setelah disatukan, api yang sudah disatukan ini akan dibawa menuju Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan berlari.

"Nanti bentuknya torch atau obor. Jadi torch Asian Games 2018 akan dibawa dengan berlari," ujar Virza Reskyana Indra, Torch Organaiser Relay Asian Games 2018.

Api Abadi Mrapen merupakan fenomena alam karena faktor gas alam yang keluar dari perut bumi. Akibatnya, muncul api yang hingga saat ini tidak pernah padam.

Api ini menjadi bagian penting dalam perayaan Tri Suci Waisak. Selain itu, api untuk pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON), di antaranya Pekan Olahraga Nasional (PON) mulai PON X tahun 1981, POR PWI tahun 1983 dan Haornas, juga diambil dari tempat ini.

 

KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna (kiri), Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan HB X (tengah), dan mantan atlet bulu tangkis Susi Susanti (kanan) membawa api obor Asian Games 2018 di Lanud Adisutjipto, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (17/7/2018). Obor Asian Games 2018 yang diambil dari India tiba di Yogyakarta menggunakan pesawat boeing 737-500 TNI AU dengan kawalan lima pesawat tempur T-50i.ANTARA FOTO/ISMAR PATRIZKI KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna (kiri), Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan HB X (tengah), dan mantan atlet bulu tangkis Susi Susanti (kanan) membawa api obor Asian Games 2018 di Lanud Adisutjipto, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (17/7/2018). Obor Asian Games 2018 yang diambil dari India tiba di Yogyakarta menggunakan pesawat boeing 737-500 TNI AU dengan kawalan lima pesawat tempur T-50i.

5. Dikirab keliling Nusantara

Obor Asian Games 2018 akan dikirab keliling 54 kota dan kabupaten di Indonesia. Berikut ini rutenya:

Yogyakarta-Semarang (18 Juli)
Solo (19-20 Juli)
Blitar-Kepanjen-Malang (20 Juli)
Bromo-Probolinggo-Situbondo- Bondowoso (21 Juli)
Banyuwangi (22 Juli)
Gilimanuk-Kuta-Tanah Lot-Tampak Siring-Denpasar-GWK Bali (23-25 Juli)
Mataram (25 Juli)
Raja Ampat-Sorong (26-27 Juli)
Tanjung Bira-Makassar (28-29 Juli)
Banjarmasin (30 Juli)
Aceh (31 Juli)
Danau Toba-Tobasa-Tapanuli Utara (31 Juli-1 Agustus)
Pekanbaru-Siak (1 Agustus)
Bukit Tinggi (2 Agustus)
Jambi (2 Agustus)
Palembang-Musi Banyuasin-Panukal Abab Lelatang Ilir-Prabumulih-Ogan Ilir-OKI (3-7 Agustus)
Tulang Bawang-Lampung (7-8 Agustus)
Serang (9-10 Agustus)
Purwakarta-Bandung-Garut (10-12 Agustus)
Cianjur-Bogor (13-14 Agustus)
Istana Bogor-Gelora Bung Karno Jakarta (15-18 Agustus)

Di Yogyakarta, obor akan dikirab keliling Yogyakarta, mulai Pagelaran Keraton hingga Tugu Yogyakarta pada Kamis (19/7/2018). Dari sini, obor akan dilepas menuju Solo.

 

Sumber: (Kompas.com: Wijaya Kusuma, Josephus Primus, Puthut Dwi Putranto Nugroho, Delia Mustikasari), situs resmi INASGOC

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com