“Kata orang Jawa Barat mah harus miindung ka waktu mibapa ka zaman. Ada cara-cara adaptif dalam menyikapi perkembangan zaman tanpa menggerus kultur kita. Saya melakukannya dan alhamdulillah mendapat respons baik,” katanya.
Pangsi tersebut digunakan Dedi Mulyadi untuk menghadiri berbagai acara. Uniknya, selama menjadi bupati Purwakarta dan bertarung di Pilkada Jabar, dia tidak pernah menjadikan jadwal sebagai panduan.
Budayawan Sunda itu cenderung sangat fleksibel untuk menghadiri sebuah acara. Bahkan, undangan via pesan singkat sering mendadak dia hadiri meskipun tidak terjadwal sebelumnya.
“Bapak mah fleksibel sekali. Beliau tidak pernah pilih-pilih, ada undangan masuk WA ya langsung hadir. Padahal, di jadwal itu tidak ada. Kalau di jalan seringnya mampir di warung lotek atau karedok,” ujar sopir Dedi Mulyadi yang enggan disebutkan namanya.
Baca juga: Dedi Mulyadi: Pendidikan Itu Tidak Mengenal Kaya dan Miskin
Lepas dari kawalan pengawal pribadi membuat Dedi kian bebas menemui masyarakat. Terlebih, dia sudah berkomitmen mengabadikan dirinya untuk rakyat Jawa Barat meski tanpa menyandang jabatan publik.
“Kalau di mobil kan sering ngobrol. Beliau pernah bilang, ada atau tidaknya jabatan itu bukan ukuran berbuat baik. Jadi, jalan terus saja. Saya terus terang terharu mendengar itu,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.