Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibawa dari India, Begini Cara Menjaga Api Obor Asian Games 2018 Tetap Menyala

Kompas.com - 17/07/2018, 13:39 WIB
Wijaya Kusuma,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna memastikan Api Obor Asian Games 2018 yang tiba di Yogyakarta merupakan api asli dari India.

Api tersebut dibawa terbang dari India ke Yogyakarta dalam keadaan menyala dengan alat khusus yakni Tinder Box.

"Dijamin ini apinya asli dari India," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna saat jumpa pers di museum Pusat Angkatan Udara Mandala, Yogyakarta, Selasa (17/07/2018). 

Dia menjelaskan, api yang diambil dari India dibawa terbang ke Indonesia dengan keadaan menyala. Api dibawa kedalam pesawat dengan alat khusus yang bernama Tinder Box sehingga api tetap menyala dan aman.

Baca juga: Tiba di Yogyakarta, Api Obor Asian Games Dikawal 5 Pesawat Tempur

"Menyala terus tidak pernah mati, sampai sekarang ya ini. Dibawa dengan alat khusus," tegasnya.

Menurut Yuyu, Tinder Box yang digunakan untuk membawa api dari India ke Indonesia berbahan bakar gas. Setiap bahan bakar habis, diisi kembali agar api tidak mati.

"Lentera ini menyala dengan gas, sekali mengisi bisa kuat sampai 10 jam," katanya.

Untuk berjaga-jaga, pihak panitia Asian Games 2018 menyediakan Tinder Box cadangan di dalam pesawat. 

Sempat terkendala

Susi Susanti, atlet peraih medali emas bulu tangkis Olimpiade 1992 yang bertugas membawa api obor tersebut dari India ke Yogyakarta, mengatakan, tidak mudah membawa api obor yang menyala ke dalam pesawat. 

Menurut dia, memasukkan api obor ke pesawat Boeing 737 400 milik TNI AU dari India sempat mengalami kendala. 

"Proses pengambilan Api Obor Asian Games 2018 di India berjalan dengan lancar. Hanya saja ada sedikit kendala ketika akan dibawa ke Indonesia dengan menggunakan pesawat. Tetapi, semua bisa teratasi," kata dia saat jumpa pers di musium Pusat Angkatan Udara Mandala, Yogyakarta, Selasa (17/07/2018). 

Baca juga: Dibawa dari India Pakai Pesawat, Api Obor Asian Games Padam atau Menyala?

Yuyu Sutisna menjelaskan kendala yang terjadi di India adalah saat melalui pengamanan bandara di India. 

"Di pesawat jangankan api, rokok saja tidak boleh. Tetapi, kami sudah meminta izin kepada otoritas di sana dan dengan koordinasi walaupun memerlukan waktu akhirnya mendapat izin dibawa melalui pesawat," ujarnya. 

Seperti diketahui Api Obor Asian Games 2018 yang diambil dari India tiba di Lanud Adisutjipto Yogyakarta pada pukul 08.00 WIB. Api ini dibawa oleh Duta Obor Susi Susanti. 

Hadir menyambut kedatangan Api Obor Asian Games 2018 di Lanud Adisutjipto, Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, dan Erick Thohir selaku ketua Inasgoc.

Api yang diambil dari India ini pada Rabu (18/07/2018) besok akan disatukan dengan api abadi dari dari Merapen, Jawa Tengah. Penyatuan dua api abadi ini akan dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Candi Prambanan. 

Kompas TV Kemudian, obor akan diinapkan satu malam di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Yogyakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com