Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Unta, Kuda dan Kambing di Solo Ramal Juara Piala Dunia 2018...

Kompas.com - 15/07/2018, 14:55 WIB
Labib Zamani,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com Tiga ekor hewan koleksi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Kota Solo, Jawa Tengah, yaitu seekor unta bernama Salsa, kuda bernama Vino dan seekor kambing dikeluarkan dari kandangnya, Jumat (13/7/2018).

Tiga hewan itu ditempatkan di tanah lapang kebun binatang setempat. Di tanah lapang itu tertancap dua bendera negara peserta Piala Dunia 2018 yang masuk ke babak final, yaitu Perancis dan Kroasia.

Baca juga: Jokowi: Saya Minta di Rest Area Jualannya Bukan Kentucky, Diganti Sate dan Soto...

Satu per satu hewan itu diberikan giliran untuk meramalnya dengan memasang umpan makanan di setiap bendera itu.

Jika hewan-hewan itu mendekati dan menyenggol dari salah satu bendara negara tersebut, maka diprediksikan negara tersebut keluar sebagai juara Piala Dunia 2018.

Baca juga: Bendera Milik Suporter Tim Perancis Picu Pemadaman Listrik Total

Giliran pertama adalah sang unta. Saat dilepaskan di tanah lapang kebun binatang, unta itu mendekati dan menyenggol bendera negara Kroasia.

Begitu pula dengan kuda dan kambing. Keduanya juga mendekati bendera Kroasia.

Just for fun

Dokter hewan TSTJ Solo, Siti Nuraini, mengatakan, aksi tersebut hanya untuk menyemarakkan suasana jelang final Piala Dunia 2018.

Aksi serupa pernah dilakukan pada perhelatan Piala Dunia 2014 silam, menjelang final antara tim Argentina dan Jerman. Saat itu, hewan-hewan tersebut memilih bendera Argentina yang justru kalah pada pertandingan final.

"Kegiatan seperti ini dulu pernah kami lakukan. Justru bendera Argentina yang dipilih hewan-hewan itu kalah di Piala Dunia 2014," ungkap dia.

Baca juga: Zohri Diberi Bantuan Minimarket, Lintasan Atletik Juga Akan Dibangun

Selain untuk meramaikan perhelatan peseta sepakbola dunia, lanjut Siti, kegiatan ini sekaligus untuk memperkenalkan TSTJ kepada warga masyarakat sehingga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan terhadap TSTJ Solo.

"Ini untuk menyemarakkan Piala Dunia 2018 di Solo, juga mengenalkan TSTJ kepada warga masyarakat. Sehingga pengunjung yang ke sini semakin meningkat," imbuh dia.

Tidak ada unsur kesengajaan atau campur tangan dari pengelola terkait hewan-hewan koleksinya memilih bendera Kroasia dalam aksi tersebut. Tidak pula harus dipercaya, lanjut Siti.

Siti mengatakan, pihaknya justru berharap tim nasional (timnas) Indonesia bisa masuk dalam perhelatan sepakbola dunia empat tahunan itu ke depannya.

"Harapannya ke depan timnas Indonesia bisa lolos dan ikut dalam Piala Dunia," ungkap Siti.

Baca juga: Cerita di Balik Demo 2019 Ganti Presiden di Depan Gerai Markobar Milik Anak Jokowi

Sementara itu, Direktur Utama TSTJ Solo, Bimo Wahyu Widodo menambahkan, aksi tersebut sempat diulang sebanyak tiga kali. Selama diulang hewan-hewan itu tetap saja memilih bendera Kroasia.

"Selama tiga kali diulang hewan-hewan ini tetap saja memilih bendera dari Kroasia," tambah dia.

Pada hari ini, Minggu (15/7/2018), pertandingan final Piala Dunia 2018 akan dihelat di Stadion Luzhniki, Moskow, Rusia. Timnas Perancis akan berhadapan dengan Kroasia dalam pertandingan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com