KENDAL, KOMPAS.com - Selawati (15), warga Wonosari, Sukomulyo, Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, memang benar-benar anak orang tidak mampu.
Rumahnya kecil berukuran 5 X 9 meter dengan dindin terbuat dari papan dan berlantai tanah. Rumah yang sudah miring itu dibagi menjadi 3 bagian, yakni dua untuk kamar dan satu untuk dapur dan tempat mandi.
Tidak ada ruang tamu dan toilet. Kalau mau buang air besar harus di sungai. Jika ada tamu diterima di teras rumah.
Di teras rumah itu, memang ada kursi kayu yang telah reyot dan bangku dari bambu yang digunakan untuk duduk.
Selawati, anak pasangan Jumiati (42) dan Zaenal Abidin (45), ini adalah salah satu siswa baru di salah satu SMK Negri di Kendal, yang diterima karena menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu ( SKTM).
Ia mengaku senang karena diterima di sekolah negeri. Tapi, kemudian ia sedih, karena orang tuanya tidak mampu membelikannya seragam sekolah.
“Bapak hanya punya uang 200.000 rupiah. Harga seragam semuanya sekitar 1.400.000 rupiah,” kata Selawati, Sabtu (14/7/2018).
Baca juga: Ridwan Kamil Bakal Telusuri Penggunaan SKTM Palsu dalam PPDB
Apa yang dikatakan oleh Selawati dibenarkan oleh ayahnya, Zaenal Abidin. Bapak beranak 3 ini mengaku bahwa dirinya tidak punya uang.
Uang dari hasil bekerja serabutan hanya cukup untuk makan. Bahkan seringkali kurang. Sementara istrinya bekerja sebagai tenaga pocokanmu saat musim panen.
“Seringkali, kami kesulitan beli makan untuk keluarga,” kata Zaenal.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan