Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Endus Uang Siluman di Dana Kampanye Pilkada Jabar

Kompas.com - 13/07/2018, 19:41 WIB
Dendi Ramdhani,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat menemukan dana siluman dalam laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye pasangan calon (paslon) di Pilkada Jawa Barat 2018.

Koordinator Divisi Pengawasan Bawaslu Jawa Barat Abdullah menjelaskan, dana siluman itu ditemukan usai Bawaslu mempelajari sumber dana kampanye para pasangan calon.

Hasilnya, banyak ketidakjelasan identitas pemberi dana, alamat penyumbang, serta tak jelasnya sumber pemasukan penyumbang.

Padahal dalam pasal 76 UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pilkada, identitas penyumbang harus jelas, termasuk harus adanya NPWP dari penyumbang.

Namun, Abdullah enggan menyebut dari pasangan mana dana siluman itu berasal.

Baca juga: Bertemu Ridwan Kamil, Sudrajat-Syaikhu Tawarkan Program Asyikpreneur

"Penerimaan tadi ada beberapa temuan," ucap Abdullah saat ditemui di Kantor KPU Jawa Barat, Kota Bandung, Jumat (13/7/2018).

"Syarat penyumbang itu tidak boleh menyertakan nama hamba Allah, no name. Prinsip penyumbang harus jelas, menyertakan NPWP, ini agar penyumbang terkonfirmasi aspek kemampuan mereka secara finansial," ujarnya.

Dari data yang diterima Bawaslu, Abdullah merinci anggaran kampanye tiap pasangan calon. Pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum memiliki dana sekitar Rp 6,8 miliar dengan pengeluaran mencapai Rp 6,7 miliar.

Sementara pasangan Hasanuddin-Anton Charliyan memiliki pemasukan sekitar Rp 2,2 miliar dan pengeluaran Rp 2 miliar.

Adapaun pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu memiliki pendapatan sekitar Rp 9,5 miliar dengan jumlah pengeluaran Rp 9,5 miliar.

Sedangkan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi memiliki pemasukan mencapai Rp 10,8 miliar dan pengeluaran sekitar Rp 10,3 miliar.

Baca juga: Wanita yang Dianiaya Polisi karena Mencuri di Minimarket Dikenai Hukuman Percobaan

Abdullah mengatakan, dana kampanye yang diperoleh dari berbagai sumber seperti sumbangan personal kandidat, parpol, anggota legislatif, kader partai, relawan, perusahaan, hingga donasi warga.

Namun, lanjut Abdullah, Bawaslu tetap akan melakukan audit dan membandingkan laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye paslon yang dilakukan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk KPU.

"Kalau tetap tidak bisa menjelaskan sumber pendanaan, di pasal 76, sumber dana tersebut tidak boleh digunakan dan harus dikembalikan (dimasukkan ke kas negara) dalam waktu 14 hari ke kas negara sejak ditemukan hasil audit itu," tuturnya.

"Konsekuensinya jelas, bagi paslon yang tidak mengembalikan sumber dana tadi, bisa punya konsekuensi batal sebagai calon, itu konsekuensi serius," jelasnya.

Di tempat yang sama, Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat menyebut, merujuk data audit dari akuntan publik, tak ada masalah dalam laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye.

"Kalau hasil audit dari KAP (Kantor Akuntan Publik) menyatakan keempat paslon patuh, penilaiannya berarti tidak ada masalah. Hasil dari KAP sudah ada seminggu lalu," kata Yayat.

Terkait penjelasan Bawaslu, Yayat belum bisa menanggapi lebih jauh lantaran menunggu klarifikasi dari tiap pasangan calon. 

Kompas TV Berikut tiga berita terpopuler versi KompasTV hari ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com