Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Pelaku Gendam Dihajar Warga di Mal Plaza Madiun

Kompas.com - 12/07/2018, 22:51 WIB
Muhlis Al Alawi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com – Dua hari terakhir masyarakat Kota Madiun dihebohkan video amatir penangkapan dua pelaku yang diduga melakukan gendam dengan sasaran ibu-ibu di kawasan mall Plaza Madiun, Rabu (11/7/2018). Video tersebut menyebar di dunia maya.

Video itu menayangkan sosok pelaku gendam yang ditangkap setelah dikenali salah satu korbannya itu, lalu diunggah di akun grup Facebook Wong Madiun.

Meski beberapa petugas keamanan mal sudah mengamankan pelaku, namun warga sempat melayangkan tendangan kaki ke arah wajah tersangka.

Kapolsek Kartoharjo Kompol Eddy Siswanto yang dikonfirmasi, Kamis (12/7/2018), membenarkan pelaku gendam sempat dihajar warga di kawasan Mal Plaza Madiun sebelum diserahkan ke polisi.

Tak hanya itu, satu tersangka lain mengalami kaki patah lantaran terjatuh saat melompati tembok rumah warga.

Menurut Eddy, kedua pelaku gendam itu berinisal TM (38) dan AL (40). Sebelum tertangkap mereka sudah beraksi sejak beberapa bulan terakhir di berbagai kota. Sasaran korbannya kebanyakan ibu-ibu yang mengenakan perhiasan mewah di mal.

"Untuk kasus di Kota Madiun baru dilaporkan satu kasus. Kedua tersangka pertama kali di Kota Madiun beraksi di kawasan supermarket Carrefour, Jumat 23 Maret lalu. Korbannya, TW, 37, perempuan warga Ngawi yang saat itu tengah belanja bersama anaknya," ujar Eddy.

Baca juga: Mencuri karena Lapar, Rival Dituntut 1 Tahun Penjara

Untuk menjerat para korbannya, kata Eddy, kedua tersangka menyakinkan korban dengan menyamar sebagai orang pintar. Tak hanya itu, kedua tersangka juga menunjukkan jimat batu merah delima dan rajah agar para korban percaya dengan keahliannya.

Setelah mendapatkan sasarannya, para pelaku mendekati korban lalu diajak berbincang-bincang. Tak lama kemudian, pelaku memberi tahu korban menderita penyakit.

"Lalu tersangka menyatakan bisa menyembuhkan. Untuk meyakinkan, tersangka menggunakan media telur ayam. Setelah dipecah ada rambut di dalamnya. Padahal telur berisi rambut itu sudah disediakan para tersangka sebelumnya," kata Eddy.

Saat korbannya terpedaya, kata Eddy, tersangka meminta korban mencopot aneka perhiasan sebagai syarat penyembuhan.

Setelah perhiasan dititipkan kepada anaknya, korban diminta membeli telur ayam untuk menjadi alat pengobatan mengangkat penyakit korban.

"Tersangka lantas mengelabui anak korban dengan meminta dibelikan air mineral. Sementara perhiasan milik orang tuanya ditinggal di meja," kata Eddy.

Saat korban dan anaknya kembali, kedua tersangka sudah tidak berada di tempat. Perhiasan dan sebuah ponsel pun raib. Kerugian korban pertama mencapai Rp 25 juta.

Penangkapan tersangka

Setelah menggasak korban pertama, dua tersangka mengulang aksinya di kawasan Plaza Madiun. Pelaku malah bertemu dengan korban pertama di mal tersebut.

"Korban yang cukup mengenali wajah tersangka langsung berteriak. Teriakan korban mengundang pengunjung mal dan bereaksi menangkap dua tersangka," kata Eddy.

Eddy menambahkan, komplotan pelaku itu beranggotakan tiga orang. Seorang lainnya yang disinyalir otak penipuan melarikan diri dan kini menjadi buron.

Baca juga: Usai Mencuri, Maling Ini Jalan Berpapasan dengan Korban

Kepada polisi, dua tersangka mengaku selain dua kali beraksi di Kota Madiun juga melakukan hal yang sama di beberapa kota lainnya. Beberapa kota yang pernah disasar mantan penjambret itu adalah Jakarta dan Surabaya.

Kompas TV 12 pemuda dibawa polisi ke Mapolsek Kembangan, Jakarta Barat, untuk diperiksa lebih lanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com