Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Observatorium Terbesar di Asia Tenggara Mulai Dibangun di Timau NTT

Kompas.com - 11/07/2018, 09:01 WIB
Caroline Damanik

Editor

KUPANG, KOMPAS.com - Observatorium baru mulai dibangun di pegunungan Timau, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Observatorium ini disebut bakal menjadi observatorium terbesar di Asia Tenggara.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan, Amfoang memiliki keunggulan dari segi posisi karena tak banyak observatorium yang mengamati langit bagian selatan.

Baca juga: Mendusta dengan SKTM Palsu demi Sekolah Anak (1)

Selain itu, Amfoang dipilih sebagai lokasi terbaik untuk mendirikan observatorium karena memiliki persentase kecerahan langit yang tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia. Hal ini yang sulit lagi dipenuhi oleh Observatorium Bosccha di Lembang, Jawa Barat.

“Cahaya lampu di perkotaan mengganggu kegelapan langit sehingga masyarakat kota telah kehilangan keindahan langit di malam hari. Namun masyarakat di Amfoang terbiasa melihat ratusan miliaran bintang pembentuk galaksi Bimasakti,” ujar Thomas dalam acara Pencanangan Situs Observatorium Nasional pertama milik LAPAN di Amfoang pada Senin (9/7/2018) seperti dikutip dari situs resmi Kemenristek.

Baca juga: Observatorium Nasional Timau, Pengawas Langit dari Timor

Agus Pudji Prasetyono, Staf Ahli Menristekdikti bidang Relevansi dan Produktivitas, menuturkan, pembangunan observatorium ini akan memberikan manfaat di berbagai aspek, mulai dari sains, ekonomi hingga sosial.

Misalnya, kehadiran observatorium akan memicu sektor pariwisata sehingga diperlukan infrastruktur yang menunjang aktivitas di Amfoang.

Dia juga mendorong perguruan tinggi yang berada di NTT untuk menyiapkan program studi yang relevan dengan pengelolaan observatorium.

“Kemenristekdikti akan terus mendorong sekuat tenaga agar pembangunan observatorium ini berjalan sesuai dengan rencana,” katanya.

Baca juga: Cerita Pemilik 10 Ular Piton, Biaya Rp 3 Juta Per Bulan hingga Tolak Tawaran Rp 150 Juta untuk Syahrini (2)

Sementara itu, Bupati Kupang Ayub Titu Eki mengakui bahwa Amfoang saat ini menjadi salah satu daerah yang tertinggal. Kehidupan warga sangat susah karena akses transportasi dan komunikasi sering terputus.

Oleh karena itu, dengan pembangunan observatorium ini, Ayub berharap pembangunan infrastruktur, khususnya akses jalan menuju Amfoang, segera dilakukan.

Dengan demikian, ke depannya, aktivitas ekonomi masyarakat Amfoang bisa perlahan meningkat.

“Walaupun Indonesia sudah merdeka lebih dari 70 tahun, namun banyak orang yang bilang selama ini Amfoang belum menikmati kemerdekaan karena kurang tersentuh pembangunan. Namun hari ini kita menyaksikan Pemerintah memberikan hadiah berupa pembangunan observatorium yang merupakan jawaban dari doa dan perjuangan masyarakat Amfoang selama ini,” ungkap Ayub.

Baca juga: Observatorium Bosscha di Ujung Tanduk

Sebelumnya, seperti dikutip dari Antara, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat LAPAN Jasyanto di Kupang, Sabtu (7/7/2018), mengatakan, pembangunan fasilitas observatorium di pegunungan Timau menjadi babak baru keantariksaan Indonesia.

Fasilitas pengamatan antariksa di pegunungan Timau dilengkapi dengan teleskop optik berdiameter 3,8 yang merupakan salah satu fasilitas moderen keantarariksan di wilayah Indonesia Timur.

Di lokasi ini juga akan dibangun kawasan Taman Nasional Langit Gelap serta perkantoran dan pusat sains yang diharapkan akan mendorong kemajuan sains dan teknologi keantariksaan Indonesia.

Baca juga: Kisah Pengungsi Gunung Agung, antara Hasrat Pulang dan Suara Gemuruh yang Menakutkan (1)

Kawasan pegunungan Timau dinilai menjadi lokasi yang tepat untuk membangun observatorium baru untuk menggantikan observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat, yang kawasan sekitarnya sudah dipadati pemukiman penduduk.

Observatorium nasional ini merupakan kerjasama antara LAPAN dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang serta Pemerintah Kabupaten Kupang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com