Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengungsi Gunung Agung, antara Hasrat Pulang dan Suara Gemuruh yang Menakutkan (1)

Kompas.com - 08/07/2018, 07:59 WIB
Caroline Damanik

Editor

AMLAPURA, KOMPAS.com - Sudah empat hari, Kadek Wati (30) mengungsi di Wantilan UPTD Pertanian Rendang, Karangasem, Bali.

Dia dan anak-anaknya meninggalkan tempat tinggalnya di Banjar Kesimpar, Desa Besakih, Karangasem, karena khawatir Gunung Agung kembali mengalami erupsi dan melontarkan lava serta batu pijar.

Dia pun belum berencana untuk kembali ke kampung halaman sebelum pemerintah menjamin keselamatan mereka saat berada di kampung halaman.

"Kalau pemerintah suruh pulang kampung, kami sangat senang. Kami tentu sangat senang pulang, daripada di pengungsian seperti saat ini. Tapi apakah pemerintah bisa sigap? Jika saat kami sudah di kampung, tiba-tiba kembali keluar api dari Gunung Agung, bagaimana? Siapa yang jamin keselamatan kami?" ungkap Kadek Wati saat ditemui di Posko Pengungsian UPTD Rendang, Jumat (6/7/2018).

Baca juga: Cerita Si Kembar RI 1 dan RI 2, Kakak Ingin Jadi Programmer, Adik Jadi Wakil Presiden (2)

Kadek Wati menuturkan, jarak rumahnya dari kawah Gunung Agung hanya sekitar lima kilometer. Saat erupsi strombolian yang disertai lontaran lava dan batu pijar terjadi Senin (2/7/2018) malam lalu, dia dan kerabatnya segera mengungsi secara mandiri.

Dia ingat benar perasaan ketakutan yang dialaminya saat berlari sembari menggendong anaknya.

Dia kemudian menumpang kendaraan dengan warga lainnya untuk menyelamatkan diri ke pengungsian di Rendang. Yang dibawanya hanya keluarga dan pakaian yang melekat di tubuhnya.

"Saat situasi seperti itu, pemerintah tidak ada koordinir. Kami bingung mencari tempat mengungsi. Kami hanya butuh tempat berteduh yang aman. Kalau makanan, kami masih bisa penuhi kebutuhan kami," ujarnya dengan mimik serius.

Baca juga: Kisah Soesilo Toer, Adik Pramoedya Ananta Toer yang Bergelar Doktor dan Kini Jadi Pemulung (1)

Ingin pulang, tetapi...

Hal senada juga diungkapkan pengungsi lainnya, Wayan Sutama.

Dalam lubuk hatinya, dia sangat ingin segera pulang ke kampung halamannya seperti yang diminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan. Namun karena teringat kejadian erupsi Senin malam lalu, dia merasa waswas.

"Tidak perlu tiba-tiba datang, lalu kami diminta pulang. Kami mengungsi bukan cari makanan (logistik) gratis, kami masih bisa beli beras. Tapi kami mengungsi cari tempat berlindung. Kami dengan senang hati pulang, tapi pada saat gunung meletus lagi, apakah pemerintah bisa sigap dan cepat mengevakuasi kami? Tidak seperti Senin malam lalu, tidak ada pemerintah mengkoordinir kami," katanya.

Bersambung ke halaman dua: Pemerintah sebut Gunung Agung aman dan imbau pengungsi untuk pulang

 

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com