Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polres Mimika Tahan 9 Pelaku Pembakaran Toko Miras, Salah Satunya ASN

Kompas.com - 07/07/2018, 17:10 WIB
Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TIMIKA, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Mimika, Papua menahan sembilan orang yang diduga sebagai pelaku pembakaran Toko Dingin 77 yang menjual minuman keras (miras) berbagai merek di Jalan Cendrawasih, Distrik Mimika Baru, Kota Timika, pada Kamis (5/7/2018) lalu.

Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto mengatakan, dari sembilan pelaku ini, satu diantaranya merupakan oknum Aparatur Sipil Negera (ASN). Oknum ASN ini diduga kuat sebagai provokator aksi anarkis warga Kamis sore lalu.

Oknum ASN ini diamankan dirumahnya usai kejadian. Saat diamankan, pelaku masih menggunakan pakaian dan topi yang sama berdasarkan hasil rekaman video.

Baca juga: Seorang Pria Tewas Setelah Minum Miras yang Dibeli, Keluarga Bakar Toko Miras

Polisi menjerat oknum ASN tersebut dengan Pasal 160 KUHP tentang penghasutan. Sedangkan delapan pelaku lainnya dikenakan Pasal 170 KHUP tentang melakukan tindakan bersama-sama.

"Kami sudah melakukan penahanan terhadap sembilan orang pelaku, salah satunya berprofesi sebagai mantri. Dia juga ada dalam rekaman video," kata AKBP Agung, ditemui di Graha Eme Neme Yauware, Sabtu (8/7/2018).

Awalnya menurut Agung, pasca kejadian pihaknya telah mengamankan 23 orang. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh penyidik, 14 orang diperbolehkan pulang karena tidak terbukti melakukan perusakan dan pembakaran toko miras berlantai dua tersebut.

Bahkan menurut dia, tiga tokoh masyarakat sempat menghadap dirinya untuk membebaskan 23 orang tersebut, tetapi hal itu tidak bisa dilakukan karena penegakan hukum harus dijalankan.

Baca juga: Bos Miras Oplosan yang Tewaskan 69 Orang di Cicalengka Dimiskinkan

"Saya sampaikan kami akan pilah-pilah. Mereka yang tidak terlibat akan kita pulangkan, tetapi bagi yang terlibat mohon maaf saja, kami tetap tegakkan hukum," ujarnya.

Agung menyayangkan tindakan yang dilakukan sekolompok warga itu, karena tidak hanya toko miras yang terbakar, tetapi empat toko lainnya yang sejajar juga ikut terbakar.

"Ruko itu tidak berdiri sendiri, ada ruko-ruko lain di sampingnya. Itu yang kita sayangkan," katanya.

Sebelumnya, pada Kamis lalu sekelompok warga membakar toko minum dingin 77 yang menjual minuman keras (miras) berbagai merek, di Jalan Cenderawasih, Distrik Mimika Baru, Kota Timika, Papua, Kamis sekitar pukul 17.30 WIT.

Baca juga: Pamer Jarahan Miras di Medsos, Warga Karawang Diciduk Polisi

Aksi anarkis warga ini dipicu atas meninggalnya James Abugau (26) yang ditemukan di Lorong Pisang, Kelurahan Wanagon-SP 2, Kamis siang. Korban diduga meninggal dunia setelah menenggak miras yang diduga dibeli dari toko miras tersebut.

Keluarga dan kerabat yang tidak menerima kematian korban kemudian mendatangi toko miras lalu mengobrak abrik isi dalam toko dan menghucurkan ribuan botol miras. Tak puas, wargapun membakarnya yang mengakibatkan lima toko lainnya ikut terbakar.

Kompas TV Kepolisian Daerah Jawa Barat menyita seluruh aset pemilik produksi minuman oplosan setelah dijerat tindakan pidana pencucian uang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com