Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Dieng Diselimuti Embun Es, Ini Keterangan Mereka yang Mengabadikannya

Kompas.com - 06/07/2018, 13:48 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jumat (6/7/2018) pagi, diselimuti embun es. Hal ini lumrah terjadi di musim kemarau.

Dari keterangan Kepala Pusat Data dan Informasi sekaligus Humas Badan Nasional Penangunggalan Bencana (BNBP), Sutopo Purwo Nugroho, melalui akun Twitter-nya, @Sutopo_PN, embun es terdapat di Pegunungan Dieng.

“Embun es menutup permukaan tanah dan lahan pertanian di Pegunungan Dieng. Fenomena dinginnya cuaca saat ini adalah normal saat kemarau. Cuaca cerah siang hari menyebabkan potensi terjadinya hujan menjadi minim. Angin dominan dari Australian bersifat kering,” twit Sutopo.

Di kawasan Dieng, masyarakat menyebut embun es seperti ini sebagai fenomena Embun Upas atau Embun Kupas.

Meski bukan kali pertama terjadi, turunnya embun es ini menarik perhatian masyarakat yang berada di sekitar kawasan Dieng.

Banyak dari mereka yang mengabadikan fenomena embun upas dan membaginya di media sosial pada Jumat pagi ini.

Salah satunya, dari akun Instagram Aji Pangestu, @ajibo0n, yang merupakan warga Dieng. Dia membagikan foto rerumputan yang diselimuti kristal es.

Saat itu, suhu terdeteksi 5 derajat Celsius. Menurut Aji, kejadian seperti ini terjadi setiap tahun antara Juli-Agustus.

“Kalau buat tahun ini, baru dari malam terjadi. Cuma dinginnya sudah dari Lebaran,” kata dia.

Embun es ini bisa merusak tanaman pertanian seperti kentang.

“Para petani juga resah kalau ada embun upas tersebut. Pasti kalau bulan Juli-Agustus petani waswas,” kata Aji.

Unggahan lainnya 

Dalam unggahan lain, April Triyanto, @apriltriyanto, menunjukkan potret embun es yang ada di Dieng melalui video dan 3 buah foto.

Pada video pertama, ia menunjukkan motor yang diselimuti lapisan es. Sementara, pada ketiga foto berikutnya, ia menunjukkan es yang menyelimuti benda-benda di sekitarnya, seperti botol air mineral.

Gak perlu ke puncak (gunung) Prau. Di Dieng aja sudah kaya gini. Hehhehheee 3°,” tulisnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com