Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiprah Irwandi Yusuf, Mantan Pejabat GAM yang Jadi Gubernur Aceh Lalu Jatuh Hati pada Pesawat

Kompas.com - 05/07/2018, 07:35 WIB
Daspriani Y Zamzami,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Publik terkejut ketika mendengar kabar operasi tangkap tangan yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap dua kepala daerah di Aceh ternyata melibatkan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf.

Irwandi adalah orang nomor satu di pemerintahan Aceh. Dia masih menjabat sebagai gubenur untuk periode 2017-2022. Periode ini adalah kali kedua dia menjadi sebagai gubernur setelah sebelumnya memimpin Aceh pada tahun 2007-2012.

Irwandi terpilih sebagai gubernur Aceh setelah perdamaian dari konflik Aceh ditandatangani pada tahun 2005. Penyelesaian konflik Aceh mengantarnya menjadi gubernur pada Pilgub Aceh 2006.

Baca juga: Rekam Jejak Irwandi Yusuf Selama Menjadi Gubernur Aceh

Sebelumnya, Irwandi adalah mantan pejabat Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dia adalah mantan juru propaganda di kelompok tersebut. Saat dia dilantik, sejumlah mantan kombatan GAM hadir.

Pada 2012, dia mencoba maju kembali bersama Muhyan Yunan melalui jalur perseorangan. Partai Aceh yang didirikannya bersama pejabat GAM lainnya memutuskan untuk tidak mengusungnya pada Pilgub Aceh saat itu.

Hasilnya, Irwandi dan Muhyan tersingkir oleh pasangan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf yang diusung Partai Aceh melalui persaingan suara yang ketat.

Baca juga: Cerita Pemilik 5 Ekor Ikan Arapaima, Biaya Rp 200.000 Per Hari hingga Didatangi Polisi

Tak henti mencoba, pada 2017, Irwandi yang maju dengan kendaraan politik Partai Nanggroe Aceh (PNA) terpilih kembali memimpin Aceh bersama pasangannya, politikus Partai Demokrat, Nova Iriansyah.

Pada pelantikannya dalam rapat paripurna istimewa di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Presiden RI Joko Widodo hadir. Pada saat itu, Jokowi sengaja transit di Aceh sebelum melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki.

"Baru kali ini hal tersebut dilakukan, yakni Presiden hadir saat pelantikan kepala daerah dan ini tidak ada di daerah lain. Aceh menjadi sesuatu dalam hatinya," kata Irwandi dalam pidato seusai mengucapkan sumpah jabatan sebagai Gubernur Aceh periode 2017-2022 pada 5 Juli 2017.

Baca juga: Hilang 1,5 Tahun di Laut Sukabumi, Nining Ditemukan Selamat di Tepi Pantai

Dalam memimpin Aceh, Irwandi dan Nova menjalankan program pembangunan bernama “Aceh Hebat”. Ada sembilan program khusus yang menjadi penekanan bagi pemerintah daerah Aceh untuk menyejahterakan masyarakat.

Satu di antara program terobosan unggulan Irwandi Yusuf saat menjadi gubernur pada periode 2006-2012 adalah Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA). Melalui program ini, pemerintah memberikan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat Aceh.

Selama menjalankan pemerintahanan di Aceh sejak Juni 2017 hingga kini, Irwandi dikenal gencar menyuarakan upaya penghapusan fee proyek bagi pejabat pemerintahan dan pihak swasta yang mengerjakan proyek pemerintahan.

Jatuh hati pada pesawat

Semua orang sudah tahu, Irwandi jatuh hati dengan pesawat. Dia punya pesawat pribadi dan bisa menerbangkannya.

Pada 2014, dua tahun setelah gagal dalam Pilgub Aceh, dia sengaja belajar dan mengambil lisensi untuk menerbangkan pesawat di Bandung Pilot Academy.

Baca juga: Cerita Klinik Sunat Legendaris di Bekasi, Didatangi Ratusan Orang hingga Tolak Anak Gemuk

Seperti dikutip dari Kompas.id, Irwandi memiliki satu unit pesawat Shark Aero bermesin tunggal produksi Slovakia dan diberi nama ”Hana karu, hoka gata" atau yang berarti "tidak ribut, kamu di mana".

Irwandi pernah menyebutkan, pesawat itu dibelinya dengan harga 40.000 euro atau setara Rp 600 juta dari harga resmi 90.000 Euro atau setara Rp 1,3 miliar.

Dia mengaku mendapatkan diskon besar karena membantu penjualan pesawat tersebut. Irwandi juga pernah mengklaim bahwa hanya dia yang memiliki pesawat itu di Asia.

Pesawat itu kerap digunakan Irwandi untuk perjalanan dinas ke daerah-daerah. Salah satunya saat melantik Wali Kota dan Wakil Wali Kota Lhokseumawe, Suaidi Yahya-Yusuf Muhammad, serta Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara, Muhammad Thaib-Fauzi Yusuf, di lokasi terpisah, 12 Juli 2017.

Baca juga: Lantik Bupati dan Wali Kota, Gubernur Aceh Terbangkan Pesawat Sendiri

Saat itu, Irwandi menerbangkan sendiri pesawat pribadinya itu dari Bandara Iskandar Muda Aceh Besar ke Bandara Malikussaleh Lhokseumawe.

Usai melantik pasangan Suaidi Yahya-Yusuf Muhammad, dia terbang lagi ke Aceh Utara untuk melantik Muhammad Thaib-Fauzi Yusuf.

Namun, pengalaman tak mengenakkan juga pernah dialaminya. Pesawat yang diterbangkannya mendarat darurat di kawasan Pantai Desa Lam Awe, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, pada 17 Februari 2018.

Pesawat itu terjungkal, kedua sayapnya patah. Namun, Irwandi selamat dan tak mengalami luka. Saat itu, Irwandi tengah menerbangkan pesawat untuk melakukan kunjungan kerja ke sejumlah kabupaten.

Baca juga: Kronologi Pesawat Gubernur Aceh Mendarat Daurat di Pantai

Kecintaannya pada pesawat lalu menurun pada putri sulungnya, Putroe Sambinoe Mutuwah. Putroe bahkan pernah mendapat penghargaan dalam terbang perdana tanpa pendamping (solo flight) dari aerodrome Nusaworu ke Pangandaran.

Terobosan

Mantan Wali Kota Sabang periode 2006-2012 Munawar Liza Zainal mengaku bahwa sosok Irwandi Yusuf alias Tengku Agam ini adalah sosok yang memiliki wawasan luas yang melebihi umurnya.

“Dia selalu suka bertualang dan hal-hal yang baru, begitu juga dengan pemerintahan, banyak terobosan baru yang diluncurkan Irwandi yang terkadang hal ini suka memberikan pemahaman lain terhadap kawan-kawan lamanya yang menyebabkan kawan lama tak masuk dalam sistem di sekitarnya, namun dia tetap memberi pemahaman kepada orang lain bahwa dia bebas melakukan terobosan dalam mengelola pemerintahan,” ungkap Munawar, Rabu (4/7/2018).

Baca juga: KPK Bawa Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Ahmadi ke Jakarta

Karena kerap beraktivitas bersama di partai politik lokal dan Gerakan Aceh Merdeka, Munawar juga memahami komitmen Irwandi dalam menjalankan pemerintahan yang bersih demi rakyat.

“Tak ingin berspekulasi, saya menyerahkan hal ini sepenuhnya kepada penegak hukum dan berharap proses hukum berjalan dengan adil,” ujar Munawar Liza.

Sementara itu, Koordinator masyarakat Transparansi Aceh (MATA) Alfian mengatakan, semua mata di Aceh sekarang tertuju kepada KPK.

“Harus diakui OTT KPK ini adalah akumulasi tindakan korupsi yang terjadi selama ini di Aceh, dan MATA akan terus mengawal proses ini sehingga ada kepastian hukum yang dikeluarkan KPK,” tuturnya.

Baca juga: Pesan Terakhir Korban Penjambretan di Cempaka Putih untuk Calon Suami

 

Kompas TV Dalam operasi tangkap tangan tersebut, KPK juga mengamankan uang ratusan juta rupiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com