Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Dinasti Mangkunegaran dan Pendirinya, Pangeran Sambernyawa

Kompas.com - 29/06/2018, 09:58 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Dalam penyerangan ini, tembok benteng keraton jebol.

Baca juga: Langgar Rawatib, Penjaga Identitas Kampung Kauman Mangkunegaran...

RM Said dan pasukannya dibantu oleh orang-orang Tionghoa. Peristiwa penyerangan ini dikenal dengan Geger Pacinan.

Setelah penyerangan, Paku Buwono II terpaksa mengungsi ke Ponorogo dan meminta bantuan pihak Belanda dari Batavia.

Pihak Belanda memberikan bantuan kepada Paku Buwono untuk kembali mengambil kedaulatan Mataram di Kartosuro.

Perjuangan RM Said terus berlanjut ke berbagai daerah. Ketika sampai di daerah Sukowati, Adipati Sujonopuro mengusulkan RM Said menjadi raja di Sukowati.

Dengan posisi sebagai pemimpin, RM Said lebih leluasa memgembangkan kekuatan pasukannya.

Perkembangan kekuasaan RM Said membuat VOC khawatir.

Berbagai usaha dilakukan untuk menghentikan pergerakan RM Said. Salah satunya, dengan mengirimkan utusan untuk menemui RM Said. Namun, semua itu ditolaknya.

Baca juga: Mengulik Sejarah Kampung Kauman Mangkunegaran...

Perjuangannya semakin bertambah berat ketika RM Said dihadapkan pada pasukan Paku Buwono III dan Hamengku Buwono I serta kekuatan VOC.

Namun, hal itu tidak dipermasalahkannya dan tetap berambisi untuk berjuang.

Pada pertempuran melawan VOC di sebelah selatan negeri Rembang, tepatnya di hutan Sitakepyak, pasukan RM Said berhasil memukul mundur VOC.

Walaupun kalah dari sisi jumlah pasukan, pasukan RM Said bisa membuat 600 prajurit lawan tewas.

Raden Mas Said juga menebas kepala Kapten Van Der Pol yang saat itu komandan pertempuran VOC.

Raden Mas Said juga berhasil menguasai Benteng Vredeburg di Yogyakarta.

Kejadian tersebut berawal dari pasukan VOC yang melakukan pengejaran kepada RM Said disertai dengan menjarah dan membakar harta penduduk desa.

Baca juga: Suatu Sore, Napak Tilas Kampung Kauman Mangkunegaran...

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com