Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ecoton: Ada yang Sengaja Lepas Ikan Arapaima ke Sungai Brantas

Kompas.com - 28/06/2018, 16:43 WIB
Achmad Faizal,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Lembaga Konservasi Lahan Basah (Ecoton) meyakini bahwa ikan arapaima gigas yang ditemukan di aliran Sungai Brantas belum lama ini sengaja dibuang oleh pemiliknya.

"Tidak mungkin ikan tersebut bermigrasi secara alami dari Sungai Amazon Amerika ke sungai Brantas. Ada yabg sengaja melepas ikan arapaima ke Sungai Brantas. Tugas pemerintah untuk menindak tegas siapa yang melepasnya," kata Direktur Ecoton, Prigi Arisandi, Kamis (28/6/2018).

Kamis siang, dia mengaku mendapatkan laporan seseorang kembali menangkap seekor ikan arapaima gigas di dekat pintu air Mlirip di perbatasan Sidoarjo - Mojokerto. "Ada lebih dari 8 ekor yang berhasil ditangkap," jelasnya.

Dia berharap, masyarakat yang melihat atau menengkap ikan setinggi orang dewasa itu segara melapor kepada pemerintah atau pihak berwajib.

"Ikan arapaima ini memiliki sifat predator dan berbahaya jika berada di Sungai Brantas karena akan merusak populasi," ujarnya.

Baca juga: Kadar Merkuri dalam Ikan Mas dan Lele di Sungai Citarum Mengerikan

Pihaknya juga mendesak pihak pemerintah dalam hal ini Balai Konservasi Perikanan segera melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa yang melepas ikan tersebut.

"Sosialisasi dan pendataan komunitas pecinta ikan juga harus segera dilakukan," jelasnya.

Menurut ahli iktiologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Haryono MSi, ikan predator arapaima gigas bersifat buas dan sangat ganas. Apabila dilepaskan ke sungai akan mengancam populasi ikan lokal.

Menurutnya, ikan arapaima bukanlah ikan asli Indonesia. Panjang ikan di habitat aslinya bisa mencapai 4,5 meter.

Predator ini sebetulnya sudah dilarang masuk ke Indonesia sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41 Tahun 2014.

Baca juga: Ribuan Ikan Koi Tiba-tiba Muncul di Sungai di Tulungagung, Warga Heboh Menjala

Ikan arapaima menjadi salah satu favorit bagi penggemar ikan di Indonesia karena ukurannya yang besar dan bentuknya yang eksotis.

Kompas TV Acara tahunan yang berlangsung selama satu bulan penuh itu pun menjadi ajang pelestarian kuliner khas Banjar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com