Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas OTT KPK, Ganjar-Taj Yasin Tumbang di Purbalingga

Kompas.com - 28/06/2018, 06:19 WIB
Iqbal Fahmi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PURBALINGGA, KOMPAS.com — Pasangan calon (paslon) nomor satu, Ganjar Pranowo-Taj Yasin, kalah oleh paslon dua, Sudirman Said-Ida Fauziah, pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah di Kabupaten Purbalingga, Rabu (27/6/2018).

Selisih perolehan suara antara keduanya pun sangat tipis, yakni terpaut 398 poin atau hanya 0,08 persen.

Dari data hasil input C1 menggunakan Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng), KPU Purbalingga merilis, paslon Ganjar-Yasin memperoleh 241.963 suara. Sementara pesaingnya, paslon Sudirman-Ida, memanen 242.361 suara.

Jumlah pemilih di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) di Kabupaten Purbalingga sebanyak 734.366 orang.

Baca juga: Ganjar: Saya Kalah di Brebes, Tegal, dan Kebumen

Sementara pengguna hak pilih di Purbalingga pada Pilgub 2018 sebanyak 505.261, dan jumlah surat suara yang sah sejumlah 484.529 lembar. Dengan kata lain, partisipasi pemilih di kabupaten ini mencapai angka 68,80 persen.

Sementara Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kabupaten Purbalingga juga melakukan penghitungan digital Pilgub Jateng 2018. Hasilnya tidak jauh berbeda,  Sudirman-Ida menang sangat tipis sebanyak 48 suara dari paslon Ganjar-Yasin.

OTT KPK Bupati Purbalingga dan blunder kartu tani

Melihat perubahan perilaku pemilih di Purbalingga, banyak pihak menganggap perolehan suara di Pilgub Jateng tahun ini merupakan sebuah anomali. Pasalnya, selama ini Purbalingga dikenal sebagai kandang banteng karena PDI-P selalu berhasil meraup suara terbanyak di setiap kontestasi pemilihan umum.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman Indaru Setyo Nurprojo menilai, perubahan peta perolehan suara di Purbalingga tidak terlepas dari kasus operasi tangkap tangan (OTT) Bupati Purbalingga Tasdi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) awal Juni 2018.

Baca juga: Pesan Puti Guntur Soekarno untuk Kader PDI-P Jatim

“Jelas berpengaruh, suara untuk Ganjar di Purbalingga turun, salah satunya akibat citra PDI-P sebagai representasi partai pengusung hancur lebur setelah bupati yang juga ketua DPC ditangkap KPK,” jabarnya.

Selain itu, lanjut Indaru, sederet kasus yang menjerat gubernur petahana juga turut ambil bagian. Kecenderungan publik mengonsumsi informasi terkait kasus KTP-el bertolak belakang dengan sosok Sudirman Said yang sepanjang ini memiliki citra positif.

“Di satu sisi, masa pendukung Sudirman-Ida juga cukup agresif dan masif bergerak di detik-detik akhir jelang pemungutan suara,” ujarnya.

Satu-satunya dewa penyelamat Ganjar pada Pilgub kali ini, kata Indaru, tidak lain adalah peran dari Taj Yasin. Tidak dapat dimungkiri, sentimen Nahdliyin kali ini dimenangkan oleh putra kiai karismatik Maimun Zubair tersebut.

“Poin plus Ganjar adalah Taj Yasin. Kekuatan jaringan NU di kubu Sudirman Said masih jauh tertinggal karena Ida Fauziah merupakan kader yang diimpor dari Jawa Timur, jadi selain sentimen NU, ada sentimen kedaerahan,” bebernya.

Baca juga: Kisah Perjalanan Politik Bupati Purbalingga, dari Sopir Truk hingga Ditangkap KPK

Menanggapi kekalahan Ganjar-Yasin di wilayahnya, Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Purbalingga Bambang Irawan tidak dapat berkelit jika konstelasi pasca-OTT KPK Bupati Tasdi berubah cukup signifikan.

Meski demikian, menurut Bambang, faktor utama kekalahan Ganjar di Purbalingga yakni akibat blunder program kartu tani.

“Kami melihat kekalahan telak Ganjar terjadi di wilayah kecamatan yang memiliki lahan pertanian luas, dan jumlah pemilih yang bermata pencaharian sebagai petani terbanyak,” ungkapnya.

Kekalahan ini, lanjut Bambang, akan menjadi momentum PDI-P untuk berbenah. Pihaknya dalam jangka waktu dekat akan segera menggelar konsolidasi internal untuk evaluasi sekaligus menyusun strategi mengembalikan citra partai.

“Kami akan dorong seluruh kader partai terutama yang di PAC untuk semakin dekat dengan masyarakat, tentu diimbangi dengan program pemerintah yang kami kemas lebih berpihak kepada masyarakat,” pungkasnya.

Kompas TV Simak bahasannya bersama peneliti Litbang Kompas, Sultani, berikut ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com