Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gubernur atau Bupati Kudus Terpilih, Tolong Perhatikan Nasib Kaum Difabel"

Kompas.com - 27/06/2018, 15:55 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Reni Susanti

Tim Redaksi

KUDUS, KOMPAS.com - Muhammad Arif (32), adalah satu di antara kaum disabilitas di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi tahun ini. 

Loper koran asal Desa Krandon, RT 5 RW 1, Kecamatan Kudus ini meghentikan rutinitasnya sejenak untuk mencoblos calon pemimpin pilihannya, Rabu (27/6/2018).

Pagi masih segar dan "sang surya" baru menampakkan sinarnya. Suasana di Desa Krandon yang jamak pondok pesantren dan sekolahan itu masih terlihat sunyi.

Tentunya selain diliburkan, warga Desa Krandon telah bersiap menyambut Pilkada Jateng.

Baca juga: Ikuti Hasil Quick Count Pilkada Serentak 2018 di Kompas.com

Arif terlihat rapi mengenakan kemeja kotak serta celana hitam. Ia beranjak dari rumahnya menggunakan kursi roda menuju TPS 2 Desa Krandon.

Sekitar 8 menit, Arif sudah sampai di TPS yang memanfaatkan gedung SD Krandon. Anak kedua dari delapan bersaudara ini disambut tim keamanan. 

Beberapa anggota TNI, Polri, dan Linmas membantu Arif mendorong kursi roda. Para petugas memprioritaskan Arif mencoblos lebih dulu karena keterbatasannya.

Seorang petugas mendampingi Arif mengikuti tahapan pencoblosan. Bahkan dengan bangga, Arif memperlihatkan jari kelingking tangannya usai dicelupkan ke tinta. 

"Pilkada sebelumnya saya tidak mencoblos walaupun memeroleh surat suara. Namun momen pencoblosan kali ini saya ikut berpartisipasi," kata Arif di lokasi.

Baca juga: Quick Count LSI Pilkada Jateng Data 74 Persen, Ganjar-Taj Yasin Unggul

Arif menyadari jika partisipasinya itu berpengaruh. Terlebih, bisa diikuti oleh orang lain yang selama ini golput.

Mewakili kaum disabilitas di Kudus, Arif berharap, para pemimpin yang terpilih bisa lebih memerhatikan eksistensi difabel. Sebab selama ini, kaum difabel masih termarjinalkan. 

"Kepada gubernur atau bupati Kudus yang terpilih nanti tolong perhatikan nasib kaum difabel. Selama ini kami masih belum mendapat perhatian khusus," tuturnya. 

Arif berharap, para penyandang disabilitas difasilitasi kartu khusus, berupa kartu difabel mandiri. 

Dengan kartu itu, para difabel bisa memeroleh keringanan dalam mengakses ataupun mengurus berbagai urusan. Seperti prioritas dalam pekerjaan yang layak dan kemudahan mengurus administrasi kependudukan. 

Baca juga: Quick Count SMRC Pilkada Jateng Data Masuk 89 Persen: Ganjar-Taj Yasin Unggul

"Jika ada pemberian bantuan, kami bisa terdata dengan baik dan dimudahkan kepengurusan melalui kartu itu. Kami juga diberi pekerjaan yang layak melalui pelatihan-pelatihan," ungkapnya.

Ketua PPS Desa Krandon Hilman Najib mengatakan, di desa itu ada 11 orang difabel yang akan memilih pada pilkada serentak 2018.

Mereka terdata saat proses coklit daftar pemilih beberapa waktu lalu.

"Kaum disabilitas kami prioritaskan dalam mencoblos. Ada yang lumpuh kakinya, ada juga yang bisu serta tuli," pungkasnya.

Kompas TV Sebulan jelang pemilihan gubernur di Jawa Tengah, dukungan massa partai politik pengusung kepada setiap pasangan calon makin solid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com