Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tugas Perdana dari Mendagri, Pj Gubernur Sumut Datangi Danau Toba

Kompas.com - 24/06/2018, 22:41 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Sehari usai dilantik menjadi Penjabat Gubernur Sumatera Utara (Pj Gubernur Sumut), Eko Subowo bersama rombongan bertolak ke Danau Toba, melihat langsung lokasi dan menemui korban yang selamat.

Agenda ini menjadi tugas pertama yang diberikan Menteri Dalam Negeri RI (Mendagri) Tjahjo Kumolo saat melantiknya.

"Ini musibah bersama, musibah masyarakat Sumut, bahkan Indonesia. Saya menghimbau keluarga korban sabar dan tawakal, semoga korban segera ditemukan," kata Eko, Sabtu (23/6/2018).

Dia berharap, semua pihak mengambil pelajaran dari peristiwa ini agar ke depannya sistem dan prosedur standar keselamatan di bidang angkutan sungai, danau dan penyeberangan bisa diperbaiki. Mulai dari kelaikan beroperasi, manifest penumpang yang rapi dan terdata, serta fasilitas keselamatan minimal pelampung (life jacket). Juga perlu ada kelembagaan organisasi yang kuat, baik personel, peralatan dan pembiayaan yang menunjang sistem.

"Sehingga dapat meminimalisasi, bahkan tidak lagi terjadi kejadian seperti ini. Untuk pencarian dan pertolongan, sudah dibentuk pokja yang dipimpin Kepala Basarnas. Kepada tim penyelamat, jaga stamina dan kesehatan serta selalu berkoordinasi dengan Basarnas, TNI dan Polri. Terimakasih atas kerjasama pemda setempat, para relawan dan masyarakat, pertahankan semangatnya," beber Eko.

Sebelumnya, Mendagri Tjahjo Kumolo mewakili Presiden Republik Indonesia melantik Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan, Kemendagri Eko Subowo sebagai Pj Gubernur Sumut.

Eko dilantik untuk mengisi kekosongan pimpinan pemerintah daerah Provinsi Sumut setelah berakhirnya masa jabatan Gubernur Sumut Erry Nuradi dan Wakilnya Nurhajizah Marpaung pada 17 Juni 2018.

“Tugas perdananya, segera turun ke Danau Toba melihat kondisi korban tenggelamnya kapal. Dukung dan bantu apa saja yang dibutuhkan untuk evakuasi korban. Kedua, segera berkoordinasi dengan KPU dan Bawaslu serta unsur Forkopimda untuk mensukseskan Pilkada,” kata Tjahjo.

Dua hari sebelumnya, tepatnya Kamis (21/6/2018), mendampingi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Sumut R Sabrina mengunjungi Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.

Pada kesempatan itu, Sabrina meminta pemerintah daerah memperketat pengawasan standar angkutan penyeberangan, khususnya angkutan air di kawasan Danau Toba.

"Supaya tidak terulang lagi peristiwa kapal tenggelam yang banyak makan korban akibat kelebihan muatan. Peralatan keselamatan penumpang seperti pelampung harus benar-benar diperhatikan," ujarnya.

"Kita harus menyadari bahwa pelampung itu penting. Kepada pengelola pelayaran, ini harus ada. Kepada penumpang, jangan karena merasa dekat, lantas menganggap tidak penting. Kalau perlu penumpang meminta dan menuntut karena kita sudah bayar," sambung Sabrina.

Selain pembelajaran terhadap standarisasi penyelamatan pelayaran, seluruh pihak juga harus mempelajari bahwa Danau Toba sebagai salah satu danau terbesar dunia, punya keunikan tersendiri. Luasnya sudah seperti laut dengan ombak besar dan angin kencang.

"Kita tidak tahu bagaimana arus di bawah karena banyak palung didalamnya. Belum lagi angin cukup kuat karena dikelilingi bukit. Kepada masyarakat setempat, jangan menganggap remeh Danau Toba. Kecelakaan yang pernah terjadi juga memakan korban setempat yang punya keahlian berenang. Walaupun jago berenang, menguasai daerah, keselamatan harus diutamakan," imbuhnya.

Panglima TNI Hadi Tjahjanto saat itu mengatakan, untuk mempercepat evakuasi korban ada beberapa unit yang akan bekerja. Pertama, kepolisian untuk memastikan jumlah korban supaya tidak simpang-siur.

Kedua, Basarnas yang melakukan pencarian sesuai dengan SOP. Sementara Kapolri Tito Karnavian menyatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan apakah ini peristiwa pidana. Pada penyelidikan awal, ditemui beberapa kelalaian.

"Idealnya kapal ini mengangkut lebih kurang 62 orang, tapi nahkoda sudah sering mengangkut hingga 150 orang," kata Tito.

Bupati Samosir Rapidin Simbolon menyebutkan, pasca-kejadian, untuk sementara operasional penyeberangan dari Simanindo-Tigaras dan sebaliknya dihentikan hingga ada konfirmasi lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com