Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang KM Sinar Bangun: Aku Ditolong Tuhan, Kapal Feri Datang Mendekat...

Kompas.com - 24/06/2018, 06:21 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Helikopter milik Badan SAR Nasional tiba di Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, untuk membantu pencarian korban tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun di Danau Toba.

Heli jenis Dauphin dengan nomor sirip HR-3604 itu mendarat pada Sabtu (23/6/2018) sore.

Kedatangan heli tersebut mengundang perhatian masyarakat yang langsung mengabadikan gambarnya lewat kamera telepon genggam mereka.

"Horas, horas, horas...!" teriak warga.

Kepala Kantor SAR Medan Budiawan mengatakan, area pencarian para korban diperluas sampai 30 kilometer.

Baca juga: TNI Terjunkan Pasukan Katak Cari Korban KM Sinar Bangun

Pihaknya juga menggunakan alat canggih Sonar yang mampu menyelam hingga kedalaman 2.000 meter.

"Pencarian kita perluas karena target akan terus menjauh, seiring arus, waktu dan angin. Tim di darat akan mencari korban sepanjang tepian danau. Mana tahu ada yang didapat. Hari ke enam ini diperkirakan banyak korban terbawa arus hingga bibir danau," kata Budiawan, Sabtu malam.

Ditanya keberadaan bangkai kapal, dia mengaku, tim SAR gabungan tengah fokus mencari di dasar danau.

Baca juga: Kapolri: Nakhoda KM Sinar Bangun Sudah Sering Bawa Kapal Overload

Tim gabungan tersebut terdiri dari Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), Komando Pasukan Katak (Kopaska), Batalyon Intai Amfibi (Taifib), Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI (Pushidrosal), Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut I Belawan (Lantamal I), Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan I Belawan (Yonmarhanlan), Lanal TBA, Inafis Polda Sumut dan Pol Air Sumut.

"Fokus kita mencari di mana kapal berada. Untuk mempercepat pencarian, kita menggunakan teknologi sonar untuk mendeteksi posisi kapal di dasar danau. Sonar yang digunakan mulai kemarin adalah Multi Beam Echo Sounder yang dipinjamkan dari markas besar TNI," ungkapnya.

Teknologi sensor, lanjut Budiawan, dapat mendeteksi logam di dalam air hingga kedalaman 600 meter.

Namun sampai hari ke lima, pihaknya terkendala kedalaman titik koordinat yang diduga menjadi tempat tenggelamnya KM Sinar Bangun.

Tim khusus penyelam hanya mampu di kedalaman 50 meter. Dinginnya air danau dan visibilitas terbatas membuat tim penyelam tidak bisa berbuat banyak.

“Banyak sampah logam di dasar danau yang menyulitkan. Diperkirakan kapal tenggelam lebih dari 600 meter, untuk itu kami sedang menanti Beam Echo Sounder yang dapat mendeteksi kedalaman hingga 2.000 meter. Pencarian efektif akan berakhir besok, setelah itu proses pencarian akan ditambah tiga hari kalau kapal tidak ditemukan," kata Kepala Basarnas Masekal Muda TNI M Syaugi.

Danlantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Ali Triswanto, menambahkan, kedepannya semua pihak wajib memperhatikan standarisasi angkutan di sungai, danau dan penyeberangan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com