Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas: Banjir Bandang Disebabkan Gerakan Tanah di Lereng Gunung Raung

Kompas.com - 22/06/2018, 21:49 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memastikan, banjir bandang di bantaran Sungai Badeng bukan karena illegal logging.

Banjir disebabkan pergerakan tanah di Gunung Pendil yang menyebabkan longsoran tanah saat intensitas hujan tinggi sejak dua hari terakhir.

"Banjir bandang bukan karena illegal logging tapi pergerakan tanah dan hujan," jelas Anas di lokasi bencana Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Jumat (22/6/2018).

"Ada gerakan tanah (sleding) di lereng Gunung Raung sisi Banyuwangi, tepatnya dari kawasan Gunung Pendil akibat curah hujan tinggi dua hari ini," tambahnya.

Baca juga: Ratusan Rumah Terdampak Banjir Bandang di Banyuwangi

Dari laporan BPBD Banyuwangi, sambung Anas, Gunung Pendil adalah gunung yang muncul dari muntahan lahar akibat ledakan Gunung Raung ratusan tahun silam.

Karena itu, Gunung Pendil tidak terlalu solid dan rawan longsor.

Alat berat diturunkan untuk membersihkan material lumpur di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi Jumat (22/6/2018).KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Alat berat diturunkan untuk membersihkan material lumpur di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi Jumat (22/6/2018).
Pergerakan tanah tersebut terjadi di kawasan Raung kemiringan 60 derajat di ketinggian 390 meter dengan lebar 40-50 meter.

Diperkirakan, ada dua juta kubik material terbawa longsoran yang terjadi sejak akhir 2017.

Luapan lumpur yang terjadi di Desa Alasmalang karena penumpukan kayu berukuran besar di bawah jembatan Alasmalang, sehingga aliran air sungai tidak lancar dan meluap hingga ke jalan raya dan rumah warga.

"Ke depannya, kontruksi jembatan ini akan kita ubah sehingga tidak ada penumpukan kayu seperti ini," katanya.

"Kami juga akan mengajak warga yang berpotensi terdampak untuk lebih tanggap bencana. Karena ini memang faktor alam, kita harus beradaptasi juga, meminimalisir risiko," jelasnya.

Baca juga: Banjir Bandang Terjang Kabupaten Konawe Utara, 395 Jiwa Mengungsi

 

Dia menunjukkan, kayu-kayu besar yang terbawa air adalah kayu utuh bukan bekas potongan penebangan hutan.

"Lihat saja kayunya utuh besar-besar, bukan potongan. Kalau numpuk pasti ya meluap," kata Anas.

Dia juga mengatakan, ada 500 hektar lebih lahan pertanian yang rusak akibat banjir bandang yang masuk wilayah Kecamatan Songgon dan Singojuruh.

"PVMBG sudah turun pada bulan Mei lalu untuk meneliti kejadian ini dan sudah ada paparan kepada kami," jelas Anas.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com